Pakai Rompi Orange dan Tangan Diborgol, AKBP. Fajar Widyadharma Resmi Tersangka

Rudy Rihi/ Achmad Al Fiqri
Pakai Rompi Orange dan Tangan Diborgol, AKBP. Fajar Widyadharma Resmi Tersangka. Foto istimewa

JAKARTA, iNewsTTU.id--Mantan Kapolres Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, AKBP Fajar Widyadharma Lukman memakai baju tahanan berwarna oranye setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan anak. Lukman juga langsung ditahan di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

"Hari ini statusnya sudah menjadi tersangka dan ditahan di Bareskrim Polri," ujar Karo Wabprof Divisi Propam Polri Brigjen Agus Wijayanto dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/3/2025). 

Dalam konferensi pers, kali ini Fajar digiring ke tengah ruangan dengan kondisi tangan terborgol ke belakang dan memakai baju tahanan, dan ia mengenakan masker hitam untuk menutupi sebagian wajahnya. Kasus Kapolres Ngada bermula ketika Fajar melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

Lokasi pencabulan berada di salah satu hotel di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada saat itu, Fajar memesan sebuah kamar hotel dengan identitas yang tertera pada Surat Izin Mengemudi (SIM) miliknya. Ia kemudian menghubungi seorang perempuan berinisial F untuk dihadirkan anak di bawah umur.

Lalu Fajar membawa anak di bawah umur dan mendapat bayaran sebanyak Rp 3 juta dari Fajar. Setelah itu, Kapolres Ngada tersebut melakukan tindakan asusila terhadap korban sambil memvideokan perbuatannya. Aksi tak terpuji yang dilakukan Fajar tidak berhenti sampai di situ, ia juga mengunggah tindakan asusila terhadap korban ke salah satu situs porno di Australia.

Video tak senonoh yang diunggah Fajar ke salah satu situs porno ternyata mendapat atensi dari otoritas Australia. Otoritas setempat kemudian melakukan penelusuran terhadap konten tersebut. Dari situlah, otoritas Australia mendapati lokasi pembuatan video dibuat di Kupang

Menanggapi hal ini Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga disela- sela acara buka puasa bersama awak media, di Aula Rumah Jabatan Kapolda NTT, Kamis (13/3/2025) mengatakan ia memahami kemarahan masyarakat akhir- akhir ini karena berbagai masalah yang menerpa anggotanya dan ia menerima hal ini sebagai bahan introspeksi ke dalam institusinya.

" Kemarahan masyarakat saya terima sebagai bahan saya untuk introspeksi ke dalam institusi ini, padahal saya selama ini sudah mengecek anak- anak ( anggota_red) di dalam, termasuk para Kapolres, bahkan saya sering perintahkan Kabid Propam untuk video call dan mengecek dimana posisi mereka ( Kapolres_red ) karena saya juga sering di video call sama Kapolri," ujarnya.

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network