KUPANG,iNewsTTU.id-- Terjangan banjir rob yang dahsyat melanda pesisir Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Air pasang yang disertai gelombang tinggi mengamuk, menghancurkan rumah-rumah warga di Dusun 1, 2, dan 3. Dalam hitungan jam, permukiman pesisir berubah menjadi lautan pasir dan lumpur.
Di tengah kepanikan warga yang kehilangan tempat tinggal, Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda NTT bergerak cepat. Sebanyak 24 personel Tim SAR dikerahkan, menyusuri setiap sudut desa yang luluh lantak. Dengan penuh perjuangan, mereka membersihkan rumah-rumah yang terkubur pasir laut, mengangkat sampah yang berserakan di jalan, serta mendata warga yang kehilangan harta benda mereka.
"Kami tak bisa tinggal diam melihat penderitaan masyarakat. Kami akan terus membantu mereka hingga keadaan benar-benar pulih," tegas Dirpolairud Polda NTT, Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution.
Meski tidak ada korban jiwa, penderitaan warga begitu nyata. Persediaan makanan dan minuman semakin menipis, sementara banyak keluarga terpaksa mengungsi tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah mereka. Tangisan anak-anak yang kedinginan dan tatapan kosong para orang tua yang kehilangan segalanya menggambarkan betapa beratnya cobaan ini.
Untuk meringankan beban korban, Kementerian Sosial segera mendirikan dapur umum di halaman Kantor Desa Tablolong. Sebanyak 45 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) siang malam bekerja menyiapkan makanan bagi para pengungsi yang kelaparan.
Operasi kemanusiaan ini juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari Lantamal VI Kupang, Babinsa Kupang Barat, Bhabinkamtibmas, tenaga medis dari Puskesmas Pembantu Tablolong dan Puskesmas Batakte. Bersama-sama, mereka berjuang menolong warga yang terdampak, memastikan bantuan sampai kepada yang membutuhkan.
Namun, di balik musibah ini, ada pelajaran berharga. Minimnya informasi tentang potensi banjir rob membuat warga tak siap menghadapi bencana. Ke depan, Dirpolairud Polda NTT berjanji akan meningkatkan sosialisasi cuaca ekstrem kepada masyarakat pesisir agar mereka lebih siap menghadapi ancaman alam yang tak terduga.
"Kami tidak ingin kejadian ini terulang tanpa kesiapan. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama," tegas Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution.
Kini, harapan tertuju pada langit. Warga hanya bisa berdoa agar gelombang tinggi segera mereda, sementara tim penyelamat terus bekerja tanpa lelah, memastikan tidak ada satu pun yang terabaikan dalam bencana ini.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait