Sabu Raijua, iNewsTTU.id — Sekretaris Partai Amanat Nasional (PAN) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten Sabu Raijua, Yanto Kore Manu, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran informasi palsu (hoax) yang beredar menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sabu Raijua.
Yanto menanggapi sebuah pemberitaan yang tersebar di media sosial dengan judul “Tokoh Agama: Bawaslu Harus Berperan Optimal Cegah PSU”, yang menurutnya berisi informasi tendensius dan menyerang pasangan calon yang didukung oleh PAN, Paket Kristo.
Meskipun judul berita tersebut tidak bermasalah, Yanto menilai isi berita tersebut berusaha memecah belah persatuan masyarakat dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap pasangan calon yang mereka dukung.
"Saya tekankan, berita tersebut tidak benar dan sengaja diarahkan untuk menyerang Paket Kristo. Kami sudah mengetahui siapa pembuatnya dan sedang mempertimbangkan langkah hukum, termasuk kemungkinan somasi atau tindakan lebih lanjut," ujar Yanto dalam pernyataannya.
Sementara itu, calon Bupati Nomor Urut 2, Krisman Riwu Kore, menanggapi pemberitaan tersebut dengan menegaskan bahwa tuduhan yang mengaitkan dirinya dengan masalah kewarganegaraan dalam Pilkada sebelumnya adalah salah. Krisman menjelaskan bahwa masalah kewarganegaraan yang terjadi pada Pilkada sebelumnya berkaitan dengan pasangannya, Orient Riwu Kore, yang dianulir karena persoalan kewarganegaraan. Ia menekankan bahwa dirinya tidak terlibat dalam masalah tersebut.
"Saya tidak tahu kenapa kasus tersebut dialamatkan ke saya. Masalah yang terjadi pada Pilkada sebelumnya bukan karena saya, melainkan karena Orient Riwu Kore, kakak saya," jelas Krisman.
Krisman juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh kabar hoax yang beredar, terutama di media sosial. "Jangan mudah percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya, apalagi yang mengatasnamakan media abal-abal," tambahnya.
Dalam situasi yang semakin memanas menjelang Pilkada Sabu Raijua, kedua pihak menegaskan pentingnya masyarakat untuk lebih cermat dalam menyaring informasi agar tidak terjebak dalam penyebaran hoax yang dapat merusak persatuan dan kondusivitas daerah.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait