KUPANG,iNewsTTU.id-- Dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Aholiab Aoetpah, bersama dengan timnya, telah berhasil menciptakan terobosan baru dalam dunia peternakan. Mereka berhasil mengembangkan formulasi pakan pelet inovatif untuk ternak sapi, terbuat dari bahan baku lokal seperti kelor dan lamtoro.
Pakan berbentuk pelet ini, setelah diuji coba, berhasil meningkatkan bobot sapi hingga 4 kali lipat dibandingkan dengan sistem penggemukan sapi konvensional yang umumnya dilakukan oleh para peternak di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Aholiab Aoetpah, Ph.D, menjelaskan bahwa inisiatif ini bermula dari keprihatinan terhadap kendala yang dihadapi peternak sapi di NTT, khususnya terkait pertumbuhan bobot badan yang rendah dan lamanya waktu pemeliharaan.
"Pertumbuhan bobot sapi dapat mencapai 700 gram per ekor per hari dengan pakan pelet yang tepat, sehingga pengemukan sapi hanya membutuhkan waktu 4 sampai 6 bulan untuk dapat dijual, dibandingkan dengan 1 hingga 2 tahun pada pola konvensional," ungkap Aholiab Aoetpah.
Salah satu permasalahan signifikan yang diatasi oleh formulasi pelet ini adalah penyusutan bobot badan selama proses pengiriman sapi dari NTT ke Pulau Jawa, Sumatra, atau Kalimantan. Menurut penelitian, penyusutan bobot dapat mencapai 10-20 persen per ekor sapi selama transportasi laut. Kerugian finansial yang dialami oleh peternak sapi antar pulau diperkirakan mencapai sekitar 48 miliar rupiah per tahun.
Aholiab Aoetpah dan timnya melibatkan mahasiswa dari Program Studi Teknologi Pakan Ternak dan Program Studi Pengelolaan Agribisnis dalam pengembangan formulasi pakan ini. Selain itu, mereka juga merancang dan merakit mesin produksi pakan ternak berupa pelet, sebagai bagian dari pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah mekanisasi pertanian.
Meskipun data lengkap mengenai perubahan bobot sapi dari uji coba masih belum diperoleh karena keterlambatan dalam proses produksi pelet, hasil uji coba singkat selama 5 hari menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan pakan konvensional.
"Inovasi ini akan disosialisasikan kepada pemerintah dan masyarakat setempat setelah melewati uji coba. Kami berharap bahwa pakan pelet ini dapat membantu peternak sapi di NTT mengatasi tantangan pertumbuhan bobot badan dan kerugian selama transportasi laut," kata Aholiab Aoetpah.
Dengan adanya terobosan ini, diharapkan peternak sapi di NTT dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi formulasi pakan pelet untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian selama pengiriman antar pulau.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait