Penerapan ekonomi hijau, lanjut Agus, juga terintegrasi dengan percepatan transisi energi, dari energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT). Nantinya, proyek-proyek ekonomi hijau juga akan berusaha diterapkan hingga level desa.
"Pelaksanaan ekonomi hijau itu sangat terkait dengan transisi energi terbarukan. Kemudian mempercepat pembenatukan desa-desa mandiri di berbagai daerah. Itu juga ada ekonomi di situ," ucap Agus.
Pengembangan kegiatan ekonomi hijau, menurut dia, akan dirancang sedemikian rupa demi meminimalisasi kerusakan sosial di lingkungan kerja. Program yang ditawarkan, semisal ganyang plastik, gebrak polusi. Pendekatan yang dipakai ialah reduce, reuse, recycle, recovery, dan repair.
"Kemudian industrialisasi yang digerakkan oleh inovasi dan kreativitas. Di situ, ada hilirisasi sumber daya alam, pertambangan serta ada perkebunan dan pertanian. Semua di sini dilaksanakan hilirisasi sehingga mendapatkan nilai tambah dan mendorong ekonomi hijau," ucap Agus.
Pada model ekonomi biru, program-program Ganjar-Mahfud dirancang dengan mengoptimalkan perikanan budi daya yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Menurut Agus, upaya itu akan dilakukan seiring dengan rencana merealiasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 7%.
"Kalau pertumbuhan ekonomi 7% tidak tercapai seluruhnya, nanti kita jalannya terpincang-pincang. Tetapi, ini kita lakukan dan semuanya mendukung ke arah situ sehingga target itu tercapai di 2029. Itu (pertumbuhan) harus tercapai," ucap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait