Korban Gigitan Anjing di TTU Capai 178 Kasus, Lakmas Pertanyakan Respon Dinas Terkait

Seth Besie
Korban Gigitan Anjing Capi 178 Kasus, Lakmas Pertanyakan Respon Dinas Terkait. anjing Rabies (Foto: Istimewa).

KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Lonjakan Kasus Gigitan Anjing di TTU Mencapai 178 Kasus, Masyarakat Khawatir Terjadinya Wabah Rabies.

Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama dengan potensi penyebaran penyakit, seperti rabies, yang dapat membahayakan nyawa manusia.

Dalam menanggapi situasi ini, upaya sosialisasi dilakukan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai penanganan luka gigitan dan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).

Namun, respons masyarakat mengenai situasi ini beragam, dengan beberapa pihak menyuarakan kekhawatiran atas ketidakpastian langkah-langkah konkret yang diambil oleh Pemerintah Daerah (Pemda) TTU.

Meskipun sejumlah upaya sosialisasi telah dilakukan, Pihak Lakmas NTT terus menyuarakan keprihatinan dan mengevaluasi kesiapan Pemda dalam menangani situasi ini.


 

Direktur Lakmas NTT, Viktor Manbait, dalam pernyataannya menegaskan pentingnya Pemda TTU untuk mengambil langkah-langkah taktis dan konkret.

Ia menyoroti perlunya informasi yang transparan terkait proses vaksinasi anjing di setiap kecamatan, termasuk ketersediaan vaksin dan langkah yang akan diambil jika vaksin tersebut tidak mencukupi.

Manbait menekankan bahwa kondisi ini bukanlah hal yang sepele, dan Pemda harus segera bertindak untuk mencegah potensi wabah rabies.

Keterlibatan DPRD sebagai wakil rakyat juga diharapkan dapat memastikan adanya kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai untuk pencegahan serta pengobatan bagi warga yang terkena gigitan anjing.

Dalam situasi ini, masyarakat TTU menantikan respons cepat dan tindakan nyata dari Pemda untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh warganya dari ancaman penyakit mematikan.

"Ini soal serius dan  apakah kondisinya memang demikian sudah sampai 178 kasus dalam waktu singkat ini,? Mengapa pemda sepertinya tidak mengetahui akan peristiwa yang genting ini? Dan apa langkah langkah konkrit atas peristiwa ini?,"tanya Manbait.

Bukankah ini bisa seperti bom waktu yang bisa meledak dan bahayakan banyak jiwa?

"Pemda harus  segera bergerak untuk  memastikan apakah  itu adakah akibat rabies sehingga Bisa diambil langkah langkah cepat dan taktis untuk pencegahan yang efektif, agar tidak mewabah


,"harapnya.

"Jangan terkesan meremehkan dan bila sudah terjadi wabah baru kebingungan. Pemda harus segera ambil langkah langkah konkrit bersama berbgai pihak terkait,"tegasnya.

 


Ia mencontohkan, sampai saat ini meski korban gigitan anjing sudah cukup tinggi namun  belum ada informasi bagaimana proses vaksin anjing di kecamatan miomaffo barat, berapa banyak anjing yang sudah di vaksin, pemda, camat mimomafo barat dan bupati mesti bisa pastikan itu.

"Apakah masih ada anjig yang berkeliaran bebas tanpa vaksin? Apakah Di pemda tersedia vaksin pencegahan nya ataukah tidak kalau tidak ada bagaimana langkah yang ditempuh,"tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan TTU, Robert Tjeunfin mengatakan Sampai hari ini sudah 178 kasus gigitan tersebar di 12 kecamatan atau 15 puskesmas Dari total 24 kecamatan/ 26 puskesmas.

Upaya dilakukan sosialisasi bagi seluruh masyarakat, penanganan luka gigitan sesuai SOP dan pemberian Vaksin VAR

 

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network