Kemudian hambatan yang lain adalah, masih terpola dengan urusan social dan urusan adat yang seringkali menjadi hambatan dalam menjaga keberlanjutan usaha supaya tetap kontinyu.
Lebih lanjut, Fili mengatakan, Sebagian anggota kelompok tidak memilki HP android sehingga terhambat dalam proses pengurusan NIB.
Ditambahkan, Desa Maubesi Belum mendapatkan kode desa sehingga berdampak pada perencanaan dan pengangaran desa.
"yang menjadi perhatian adalah, Pemerintah Desa perlu memastikan implementasi program dan kebijakan yang responsive gender, Pemerintah dan Masyarakat memberikan dukungan penuh Kepada Kelompok Perempuan untuk pengembangan usaha dan legalitas usaha, Pemerintah Desa perlu mendukung Pra Musrenbang Perempuan,"harapnya.
Berakhirnya Program ini mendapat tanggapan beragam dari peserta, misalnya Vinsensius Omeni, yang merupakan Kepala Desa Maubesi Periode 2017-2023 mengaku merasakan perubahan ketika masuknya program ini.
"Walapun programnya sudah berakhir, namun banyak hal positif yang masyarakat kami rasakan, harapan kami semoga ke depan kita masih menjadi mitra,"papar Vinsensius.
Sementara Simon Leok, mengaku Program yang menjadi andalan Konsorsium TAS NTT ternyata juga didukung oleh Program agama Kristen Katolik yang selalu mendorong adanya pemberdayaan perempuan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait