Mengikuti Yesus berarti menghilangkan beban yang dapat membebani kita dan menjadi penghalang, lanjut Paus, dan itu bisa mencakup keserakahan, kesombongan, kehausan akan kekuasaan, kemunafikan, masalah-masalah lama seperti saat ini yang "mengecualikan kita dari rahmat Natal dan memblokir jalan masuk ke jalan damai."
Paus menyesalkan bahwa akibat dari kenyataan ini adalah "angin perang yang dingin" masih melukai umat manusia saat ini.
“Jika kita menginginkannya menjadi Natal, Kelahiran Yesus dan kedamaian, marilah kita melihat ke Betlehem dan merenungkan wajah Anak yang lahir untuk kita! Dan di wajah kecil dan polos itu, mari kita lihat wajah semua anak yang, di mana pun di dunia ini, merindukan perdamaian,” tegasnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait