JAKARTA, iNewsTTU.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Rofik Hananto, menuntut pemerintah menurunkan harga pertalite imbas penurunan harga minyak dunia.
Dilansir dari Bloomberg per 17 Desember 2022, harga minyak dunia yang sebelumnya menyentuh angka 100 dollar AS per barel kini berada di angka 74,29 dollar AS.
Pemerintah diminta menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite lantaran harga minyak dunia yang menjadi acuan pembentukan harga sudah turun.
Penurunan harga energi subsidi itu diharapkan dapat meredam inflasi karena subsidi BBM yang dikucurkan selama ini hanya untuk memperkuat daya beli, bukan meredam inflasi.
Rofik mengatakan penurunan harga minyak dunia seharusnya juga diikuti dengan turunnya harga BBM bersubsidi di dalam negeri juga. Terlebih lagi, sudah ada beberapa negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) sudah menurunkan harga BBM.
"Kan ngenes, masyarakat di dunia menikmati turunnya harga, sementara masyarakat kita yang ekonominya masih susah ini tidak ikut menikmatinya," ujar Rofik dikutip dari laman resmi DPR RI, Senin (19/12).
Rofik juga merespons alasan pemerintah tidak menurunkan harga BBM subsidi disebabkan pertalite belum mencapai harga keekonomian. Menurutnya, dana kompensasi dan subsidi pemerintah sebelumnya sudah dialokasikan dengan asumsi 100 dollar AS per barel.
Karena itu, lanjutnya, harga BBM subsidi sudah seharusnya turun ketika harga minyak dunia anjlok.
Dia menjelaskan penurunan harga BBM bersubsidi ini seharusnya dilakukan sejak Agustus 2022 saat harga minyak dunia juga sudah turun. Karena itu, Rofik mendesak pemerintah konsisten dengan penggunaan dana kompensasi dan subsidi yang sudah dialokasikan tersebut.
Terlebih lagi, dana tersebut tercantum dalam APBN yang juga disepakati dengan DPR.
Di Bawah Keekonomian
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan saat ini harga jual pertalite yang sebesar 10.000 rupiah per liter sejak dinaikkan pada 3 September 2022 lalu, memang sudah mulai mendekati harga keekonomiannya.
Walaupun begitu, belum ada wacana pemerintah menurunkan harga BBM RON 90 itu. Lantaran, harga jual pertalite saat ini masih di bawah harga keekonomian.
Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Eugenia Mardanugraha, menegaskan hanya ada dua cara menekan inflasi, yakni dengan menaikkan suku bunga acuan dan menurunkan harga BBM subsidi.
"Pemberian subsidi hanya memperkuat daya beli, tetapi sampai kapan pemerintah memberi subsidi?," pungkas Eugenia.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait