Revitalisasi Kebun Loli, Transformasi Sinode GMIT Bangun Pusat Agroekowisata dan Pelatihan

SOE, iNewsTTU.id - Lahan seluas 12 hektare milik Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Desa Loli, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT kini bertransformasi menjadi pusat agroekowisata dan pelatihan terpadu untuk pendeta dan calon pelayan gereja.
Inisiatif strategis ini diprakarsai oleh Majelis Sinode GMIT, sebagai bagian dari implementasi Haluan Kebijaksanaan Umum Pelayanan (HKUP), khususnya dalam pilar revitalisasi aset gereja dan kemandirian ekonomi jemaat.
"Kebun Loli dulunya adalah lokasi praktik orientasi pedesaan bagi mahasiswa calon pendeta, namun terbengkalai sejak tahun 1992. Kini, kami bangkitkan kembali dengan semangat baru,” ujar Ketua Badan Pemberdayaan Aset dan Pengembangan Ekonomi (BP-APE) Sinode GMIT, Pdt. Yunus Kaitulang, M.Th, saat ditemui di lokasi, Minggu (20/7/2025).
Kebun Loli: Dari Lahan Tidur Menjadi Sentra Edukasi dan Ekonomi
Di atas lahan seluas 113.600 meter persegi ini, Sinode GMIT mulai mengembangkan berbagai komoditas unggulan seperti stroberi, cabai, dan pepaya California, serta membangun kolam-kolam ikan sebagai bagian dari konsep agroekowisata berkelanjutan.
Lebih dari sekadar pertanian, Kebun Loli diarahkan menjadi ruang belajar terbuka bagi para pelayan gereja, tempat mereka menempa kepekaan sosial dan spiritual dalam menjawab tantangan kehidupan umat.
"Kami ingin pelayanan gereja tidak hanya mimbar-sentris. Tapi juga relevan dengan pergumulan nyata di lapangan. Kebun ini jadi laboratorium hidup,” jelas Pdt. Yunus.
Ajak Jemaat Terlibat: Bangun GMIT, Bangun NTT Untuk Indonesia Emas
Pdt. Yunus juga mengajak seluruh warga gereja, majelis jemaat, dan semua unsur pelayanan GMIT untuk turut ambil bagian dalam gerakan ini.
"Mari kita bangun komitmen bersama. Bangun GMIT, bangun NTT, demi Indonesia Emas. Banyak hal telah kita mulai. Kekuatan terletak pada kebersamaan kita sebagai warga GMIT,” tutupnya penuh semangat.
Kebun Loli kini menjadi simbol transformasi gereja yang kontekstual dan transformatif. Bukan hanya bicara iman, tapi juga solusi nyata bagi kesejahteraan dan kemandirian jemaat.
Editor : Sefnat Besie