get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Kardinal Calon Kuat Pengganti Paus Fransiskus Salah Satunya Diplomat Veteran

Tangisan di Kota Suci, Akhir Perjalanan Paus Fransiskus

Senin, 21 April 2025 | 16:20 WIB
header img
Paus Fransiskus semasa hidup. Foto istimewa

Vatikan, iNewsTTU.id – Pagi itu langit Kota Vatikan tampak muram, seolah ikut berduka. Kabar duka yang tak diinginkan akhirnya tiba: Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, wafat di usia 88 tahun. 

Kepastian berpulangnya pemimpin umat Katolik ini disampaikan oleh Camerlengo, Pengawas Properti dan Pendapatan Vatikan, yang juga bertugas selama masa kekosongan Takhta Suci.

Kabar ini segera menyebar, membawa kesedihan yang mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh penjuru dunia. 

Lelaki bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu menutup mata untuk selamanya setelah berjuang melawan pneumonia ganda yang telah menggerogoti kedua paru-parunya sejak akhir Februari lalu.

Pertarungan Terakhir

Paus Fransiskus pertama kali dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli, Roma, pada 14 Februari 2025, setelah mengeluhkan kesulitan bernapas. Dalam keheningan rumah sakit, para dokter mencatat tanda-tanda pneumonia ganda serta awal gangguan ginjal—sebuah kombinasi penyakit yang berisiko tinggi untuk usianya yang renta.

Meski dalam kondisi lemah, Paus tetap menunjukkan senyum lembutnya kepada para perawat dan pengunjung. Dalam satu momen menyentuh, ia sempat berbicara—dengan suara yang nyaris tak terdengar—kepada Carmela Vittoria Mancuso, seorang wanita tua yang setiap hari datang membawakan bunga kuning. Bunga itu diletakkannya di sudut jendela kamar rumah sakit, seolah menjadi penanda harapan dan doa.

“Terima kasih, Carmela,” ucap Paus dengan lirih, sembari melambaikan tangan. Senyum tipisnya masih menyisakan cahaya kehangatan, walau wajahnya terlihat membengkak karena efek pengobatan dan sakit yang berkepanjangan.

Langkah Terakhir Pulang ke Vatikan

Pada Minggu, 23 Maret 2025, Paus Fransiskus akhirnya kembali ke Vatikan. Itu adalah penampilan publik pertamanya sejak pertengahan Februari. Mengenakan jubah putih, beliau tampak lemah namun tetap berusaha menebar ketenangan. Ia melambaikan tangan ke arah para peziarah yang berkumpul di depan rumah sakit, seolah memberi salam perpisahan terakhirnya.

Banyak yang berharap beliau akan pulih. Namun takdir berkata lain. Setelah hampir lima pekan dirawat, kondisi Paus memburuk pada awal April. Tim medis Vatikan bekerja tanpa lelah, namun pada Senin pagi, denyut kehidupan Sang Gembala perlahan terhenti.

Jejak yang Abadi

Paus Fransiskus meninggalkan warisan yang begitu besar dalam 12 tahun masa kepemimpinannya. Ia dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati, penuh kasih, dan selalu berpihak pada kaum miskin dan tertindas. Dengan gaya sederhana dan tutur lembut, ia mengubah wajah Gereja Katolik menjadi lebih terbuka dan inklusif.

Kini, lonceng Basilika Santo Petrus berdentang pelan. Lonceng duka. Sebuah era berakhir, namun cinta dan ajaran Paus Fransiskus akan terus hidup dalam hati umat Katolik di seluruh dunia.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut