JAKARTA, iNewsTTU.id - Setelah lebih dari 13 jam berada di dalam pesawat kepausan, Paus Fransiskus mendarat di Jakarta, saat ia memulai perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri, dan terpanjang sejauh ini dalam masa kepausannya, ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Penerbangan tersebut tiba beberapa menit lebih awal di Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta di ibu kota Indonesia sekitar pukul 11:19 WITA.
Paus Fransiskus disambut oleh Kardinal Ignatius Suharyo, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Duta Besar Vatikan untuk RI Mgr. Piero Pioppo.
Penerbangan kepausan ITA-Airways, yang membawa Paus Fransiskus dan para wartawan yang mengikuti perjalanan tersebut, telah meninggalkan Bandara Internasional Fiumicino di Roma pada pukul 17:32 waktu setempat pada hari Senin sore.
Begitu mendarat, Bapa Suci Paus Fransiskus disambut dengan hangat di Jakarta. Meskipun ia akan bersantai pada hari Selasa tanpa ada acara publik dalam jadwalnya , pada hari Rabu (04/09/2024), Paus Fransiskus akan memiliki beberapa janji temu di ibu kota saat ia memulai kunjungan intensif selama 12 hari.
Kendati demikian, tak lama setelah Paus Fransiskus tiba di kedutaan apostolik di Jakarta, ia secara pribadi bertemu dengan para pengungsi yang ditampung oleh Jesuit Refugee Service, anak-anak yatim piatu yang diasuh oleh para biarawati Dominikan, serta para lansia, pengungsi, dan tunawisma yang didampingi oleh Komunitas Sant'Egidio Indonesia.
Bapa Suci akan menghabiskan tiga malam di Jakarta, sebelum melanjutkan kunjungannya ke Asia, yang menandai kunjungan terpanjangnya selama masa kepausannya, ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, adalah negara yang sangat besar yang terdiri dari banyak pulau, hampir 17.000 pulau dan banyak suku, kelompok etnis, bahasa, dan budaya.
Sebelum Paus Fransiskus, dua Paus telah mengunjungi negara ini: Paus St. Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus St. Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Kunjungan Apostolik ke Asia Tenggara ini merupakan kunjungan yang telah diantisipasi Paus Fransiskus sebelum pandemi.
Mengingat Indonesia secara luas dipandang sebagai model toleransi dan koeksistensi, Paus, yang menulis ensiklik Fratelli tutti tentang persaudaraan manusia, kemungkinan akan terus mempromosikan persaudaraan manusia dan dialog antaragama.
Sekalipun umat Katolik hanya sekitar 3 persen dari populasi Muslim, 3 persen itu adalah sekitar 8 juta umat Katolik dari 280 juta penduduk negara ini yang dibangun atas dasar rasa hormat terhadap individu dan perbedaan keyakinan agama mereka.
Di Jakarta, Paus akan mengambil bagian dalam pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal dan akan merayakan Misa bagi umat Katolik di negara tersebut.
Dalam wawancara dengan Vatican News, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo dari Jakarta menyatakan bahwa sangat umum bagi pria dan wanita dari agama yang berbeda, seperti Katolik dan Muslim, untuk menikah, yang tidak umum di negara-negara mayoritas Muslim lainnya.
Ia juga mencatat bahwa sering kali pendeta berasal dari keluarga yang salah satu orang tuanya beragama Muslim atau Buddha.
Karena semua alasan ini, sangatlah tepat Paus Fransiskus bepergian ke sini dengan motto 'Iman, Persaudaraan, Kasih Sayang.'
“Bukan hanya umat Katolik yang menyambut dengan antusias kunjungan Paus, tetapi juga para saudari dan saudara dari komunitas agama lain," ujar Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, Selasa (03/09/2024).
Editor : Sefnat Besie