KUPANG,iNewsTTU.id-- Petrus Tupen Gego, atau yang lebih dikenal dengan nama Rahman, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Pepageka, Kecamatan Kelubagolit, Kabupaten Flores Timur, NTT, telah berpulang. Pria berusia 50 tahun ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Kajang, Malaysia pada Kamis, 11 Juli 2024 akibat penyakit stroke.
Jenazah Rahman tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, NTT pada Selasa siang dan akan dibawa ke kampung halamannya menggunakan KM Lebalekan menuju Adonara. Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT, Suratmi Hamida, mengungkapkan bahwa Rahman merupakan PMI nonprosedural yang telah bekerja di Malaysia selama 30 tahun.
“Rahman telah melalui berbagai lika-liku kehidupan di negeri orang selama tiga dekade. Ia bekerja keras demi keluarga yang ditinggalkannya di NTT,” ujar Suratmi saat dikonfirmasi.
Kisah hidup Rahman mencerminkan perjuangan dan pengorbanan seorang PMI yang rela meninggalkan kampung halaman demi mencari nafkah. Meskipun statusnya sebagai PMI nonprosedural, Rahman tetap berjuang keras hingga akhirnya takdir menjemputnya di negeri jiran.
Jenazah Rahman dijadwalkan tiba di Pelabuhan Nderi Adonara, Flores Timur pada Rabu, 17 Juli 2024 sekitar pukul 10.30 WITA. BP3MI NTT memastikan proses pemulangan jenazah dari pelabuhan hingga ke rumah duka berjalan lancar sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum.
Suratmi juga membeberkan data yang mengkhawatirkan, yakni sejak Januari hingga hari ini, sebanyak 63 PMI asal NTT meninggal dunia di Malaysia. Kabupaten Malaka menjadi wilayah dengan jumlah kedatangan jenazah PMI terbanyak, yakni 11 orang, diikuti Kabupaten Belu dengan 8 orang.
“Kami turut berduka cita yang mendalam atas kehilangan ini. BP3MI NTT terus berkomitmen untuk memfasilitasi pemulangan jenazah PMI ke kampung halaman mereka. Saat ini, kami juga sedang memproses pemulangan dua jenazah PMI lainnya,” tandas Suratmi.
Kisah Rahman dan para PMI lainnya menjadi pengingat akan perjuangan para pekerja migran yang mengorbankan segalanya demi masa depan keluarga. Mereka adalah pahlawan devisa yang sering kali harus menghadapi tantangan berat di negeri orang. Semoga perjuangan mereka selalu dihargai dan diingat.
Editor : Sefnat Besie