Menjadi satu- satunya dokter memang bukan perkara mudah di balik dinginnya jeruji besi, tapi Fika bersama ASN tenaga kesehatan lain yang bertugas di Klinik Lapas, mereka terus konsisten memeriksa kondisi para WBP agar mereka tetap sehat menjalani aktifitas mereka setiap hari.
Dokter Fika ( kedua dari kiri) bersama para nakes di Klinik Lapas Kupang. Foto : Ist
" Mereka menghargai kita seperti orang tua mereka, karena kami yang merawat mereka saat sakit, jadi mereka sangat mendengarkan apa yang kita katakan, mereka juga tahu bahwa mereka sedang dalam pembinaan jadi lebih mudah untuk mengedukasi dan mereka lebih patuh terhadap pelayanan dan pengobatan yang biasanya kita anjurkan dan lebih mudah memonitor karena memang kita selalu dekat, setidaknya 8 jam sehari kita selalu bersama mereka karena kebetulan klinik saya itu di dalam blog hunian," Ujar alumni Universitas Riau tahun 2014 ini.
Dokter Fika juga intens berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kota Kupang jika ada pasiennya yang harus dirujuk hal ini dilakukan agar pelayanan kesehatan kepada para pasiennya lebih cepat.
Editor : Sefnat Besie