get app
inews
Aa Read Next : Empat Bakal Calon Bupati dari Partai Golkar di TTU Pastikan Diri Siap Disurvey

Ratusan Peziarah Rohani Lirik Tradisi Kure di Timor Tengah Utara

Sabtu, 30 Maret 2024 | 11:03 WIB
header img
Peziarah Rohani saat mengambil air di kali Noemuti dalam prosesi Soet-oe para rangkaian tradisi Kure. Foto: iNewsTTU.id/Seth


KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Ratusan peziarah rohani dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) tertarik untuk menyaksikan langsung dan ikut terlibat dalam prosesi tradisi Kure yang dilakukan menjelang perayaan Paskah di Kampung Kote, Desa Nomuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Tradisi Kure menjadi perhatian utama para peziarah karena mereka ingin memahami makna dan arti dari prosesi ini.
Beberapa di antara mereka seperti Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St. Arnoldus Janssen Faperta Undana bahkan ikut terlibat langsung dalam prosesi Soet-Oe, yaitu pengambilan air di kali menggunakan kendi kecil.

Air yang diambil kemudian akan diberkati oleh seorang pastur sebelum digunakan untuk membersihkan defosi, peninggalan misionaris saat menyebarkan agama Katolik di wilayah Kampung Kote.

Prosesi Kure di Kampung Kote memiliki berbagai keunikan. Para peziarah yang memasuki kampung tersebut tidak diizinkan menggunakan alas kaki,  wajib menggunakan kain tenun. Selain itu, mereka juga harus memastikan tidak ada bunyi-bunyian yang dihasilkan, serta pintu gerbang kampung ditutup selama beberapa hari.

Rolista Alves, mengaku senang karena baru pertamakalinya mengikuti prosesi ini hingga selesai.

"Saya baru tau kalau ada tradisi juga seperti ini, makanya saya senang ikut prosesinya,"Ungkap Rolista sambil membersihkan defosi peninggalan misionaris Portugis di Rumah suku Ume mundu.

Rolista adalah Salah satu anggota kelompok peziarah rohani yang terlibat dalam tradisi ini adalah puluhan pemuda-pemudi dari Perhimpunan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Santo Arnoldus Jansen Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana (Undana).

Ia berharap tradisi Kure dapat tetap dipelihara hingga generasi mendatang karena memiliki nilai yang mirip dengan prosesi Semana Santa di Larantuka dan merupakan kekayaan tradisi unik yang masih dijaga dengan baik di NTT.

Sementara Ketua KMK Santo Arnoldus Jansen, Faperta Undana, Yohanes Nampung, menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan tradisi sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga di Indonesia, khususnya NTT.

"Harapannya tradisi ini tidak dihilangkan, semoga tetap dipelihara hingga berlangsung turun-temurun,"pungkasnya.

Tradisi kure artinya doa bergilir, Tradisi doa bergilir yang dilaksanakan pada malam Kamis Putih dan Jumat Agung dalam rangkaian memperingati hari Raya Paskah inilah yang disebut tradisi Kure.

Prosesi Kure diawali dengan ritual pengosongan diri (Boe Nekaf) atau ritual Trebluman, yang dilakukan pada hari Rabu, sehari sebelum tri hari suci.

Semua rumpun suku Ume Uis Neno berkumpul bersama, berdoa, merenung, dan menyesali dosa-dosa (Toas Nek Amleut Polin), untuk siap memasuki minggu sengsara.

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Berita iNews Ttu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut