Langkah organisasi bantuan tersebut dilaporkan sebagai upaya mendapatkan komitmen dari Israel untuk tidak menargetkan empat bangunan di Gaza, termasuk dua bangunan yang kemudian justru dihancurkan militer Israel.
“Lebih dari satu kali, para pemimpin gereja berbagi data satelit GPS dengan militer Israel, namun hal itu tidak membantu mencegah insiden mematikan tersebut,” ungkap Pastor Ibrahim Nino, juru bicara Patriarkat Latin Yerusalem yang dikutip dalam laporan tersebut.
“Tetapi apa yang terjadi, terjadilah,” laporan itu mengutip kata-kata Pastor Nino.
“Dan kami yakin karena kami memiliki 648 saksi di dalam kompleks gereja.”
Pada Sabtu, Patriarkat Latin Yerusalem, badan Katolik yang mengawasi wilayah tersebut, menerbitkan pernyataan yang mengutuk serangan penembak jitu dan tank Israel terhadap paroki Keluarga Kudus, satu-satunya paroki Katolik di wilayah tersebut, dan biara Misionaris Cinta Kasih yang terletak di suatu kompleks di Gaza.
Serangan terkutuk rezim kolonial Israel itu menewaskan dua wanita dan melukai beberapa orang lainnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta