KUPANG,iNewsTTU.id- Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Kupang, menggelar seminar dan lokakarya yang mengangkat tema "Revitalisasi Kota Tua Kota Kupang" sebagai salah satu upaya untuk memberikan kontribusi pemikiran untuk pembangunan kota Kupang.
Kepada iNews.id, Kamis (10/11/2023) lewat siaran pers, kegiatan ini menghadirkan dua orang narasumber yaitu antropolog dan ahli etnologi yaitu Pater Gregorius Neonbasu SVD. Selain Pater Gregorius dihadirkan juga nara sumber yaitu sejarahwan dan budayawan dari Timor Tengah Selatan yakni Pina Ope Nope.
Pater Gregorius Neonbasu memberikan pemahaman tentang bagaimana dasar pembangunan kota Kupang harus berdasarkan nilai-nilai yang akan memperkaya dan memperindah kota tua kota Kupang dan mengkaji dari perspektif antropologi dan etnologi.
Sedangkan narasumber Pina Ope Nope menyampaikan kajian tentang sejarah kota Kupang yang penuh dengan fenomena-fenomena unik yang tidak mungkin terjadi di kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
" Diantara kota-kota penting pada era Hindia Belanda, kota Kupang sebenarnya merupakan salah satu kota penting yang memiliki peran sebagai penunjang bagi keuangan pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Pulau Timor secara umum merupakan pulau penghasil Kayu Cendana yang sangat dibutuhkan oleh pasar Intenasional yang memberikan keuntungan hingga 400%. Dan Kota Kupang secara khusus merupakan kota pertama yang berada di tangan Belanda sejak tahun 1653 selain kota Atapupu yang berhasil direbut J.A Hazaartpada tahun 1818. Selain cendana ada lilin (sarang lebah_red), budak dan komoditi lainnya. Namun demikian, kajian tentang kesejarahan kota Kupang masih sangat kurang terutama dinamika yang berjalan sejak awal abad ke 16 ketika Portugis pertama kali membangun biara dan pos dagangnya hingga kemerdekaan seperti yang sekarang ini," Terang Pina.
Kekayaan sejarah kota Kupang justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pembangunan kota Kupang. Selain itu Pina Ope Nope juga mengkritisi tentang penetapan ulang tahun kota Kupang yang perlu ditinjau kembali.
" Beberapa waktu lalu, saya cukup terkejut dengan berita di media ini yang menyebutkan bahwa pada tanggal 25 April 2020, kota Kupang berulang tahun yang ke-134 tahun. Yang membuat saya terkesima adalah adalah daerah Kupang dianggap lahir sebagai sebuah kota pada tahun 1886. Hal ini sedikit membingungkan sebab beberapa dokumen sejarah telah menulis tentang keberadaan Kota Kupang jauh sebelum tahun tersebut. Bahkan dapat dihitung dua ratus tahun ke belakang dari tahun 1886 itu sendiri. Ketika kita menelusuri penyebab penetapan hari lahir kota Kupang maka kita akan sampai pada sebuah alasan yaitu : karena pada tanggal 23 April tahun 1886, Resident saat itu Resident Creeve telah menetapkan batas-batas kota dengan menerbitkan Staatblad Nomor 171 tahun 1886. Namun benarkah merujuk pada penentuan batas-batas kota ini maka sejarah berdirinya sebuah kota ditetapkan?, Oleh sebab itu saya pribadi mendorong Pemerintah Propinsi terutama Pemerintah Kota Madya Kupang untuk lebih serius dalam menelusuri sejarah berdirinya Kota Kupang," Tambahnya.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FKIP Undana Drs. Melkisedek Taneo dan dihadiri juga Fransina A. Ndoen selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Undana.(*)
Editor : Sefnat Besie