get app
inews
Aa Read Next : Perut Anda Buncit? Begini Cara Aman Mengatasinya

Epidemi Baru Dunia, Obesitas dan Diabetes

Sabtu, 05 Agustus 2023 | 12:07 WIB
header img
Epidemi Baru Dunia, Obesitas dan Diabetes. Foto: Ilustrasi/iNews.id

OBESITAS dan Diabetes Melitus (DM) mengalami peningkatan kasus baru yang signifikan, karena itu Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) memberikan status epidemi.

Perkiraan angka kejadian penderita DM pada kelompok yang berisiko secara global akan menjadi 3 kali lipat pada tahun 2030.

Peningkatan prediksi tersebut selaras dengan apa yang telah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2030 penderita DM akan mencapai 21.3 juta dan dari International Diabetes Federation (IDF) diperkirakan di tahun 2045 akan mencapai 16,7 juta dari angka sebelumnya.

Kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda, berdasarkan pola pertambahan penduduk di Indonesia, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti akan ada 28 juta penderita DM di daerah urban atau perkotaan dan 13,7 juta di daerah rural atau pedesaan.

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia atau suatu kondisi peningkatan kadar glukosa atau gula darah melebihi normal yang terjadi karena kelainan pengeluaran insulin, kerja insulin atau keduanya.

Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh Departemen Kesehatan menunjukan peningkatan jumlah penderita DM menjadi 8,5% dari 6,9% di tahun 2013. Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes, yaitu 14.8% pada RISKESDAS tahun 2013 menjadi 21,8% pada tahun 2018.

Hal ini seiring pula dengan meningkatnya kasus jumlah berat badan berlebih dari 11,5% menjadi 13,6% dan untuk obesitas sentralyaitu lingkar pinggang > 90cm pada laki-laki dan > 80 cm pada perempuan meningkat dari 26,6% menjadi 31%.
Kenapa perlu waspada obesitas?

Obesitas atau yang biasa dikenal dengan kegemukan merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketikseimbangan asupan energi (energi intake) dengan energi yang digunakan (energi expenditure).Obesitas dapat ditentukan oleh Indeks Massa Tubuh (IMT) yang mana lebih dari 23 kg/m2 dan lingkar pinggang > 90cm pada laki-laki dan > 80 cm pada perempuan.

Obesitas berkaitan erat dengan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) dan menyebabkan kematian pada 2.8 juta orang dewasa setiap tahunnya.Selain itu, individu dengan berat badan berlebih dan obesitas memiliki risiko mengalami diabetes (44%), penyakit jantung iskemik (23%) dan kanker (7-41%).

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, lingkungan, obat-obatan dan hormonal serta dapat ditemukan pada orang dewasa, remaja dan anak-anak .Pada zaman sekarang ini, kurangnya aktivitas fisik, pola makan dan makanan juga menyumbang terjadinya obesitas, seperti kecenderungan memilih makanan cepat saji, makanan tinggi kalori (high dense calorie), makanan manis dan berlemak (fat dan sweet sensation, fat spreadable, butter aroma), serta makanan yang terlalu asam atau asin (sour and salty food).

Bagaimana obesitas dapat menyebabkan diabetes?

Berat badan berlebih (overweight) dan obesitas sangat kuat korelasinya dengan DM Tipe 2.Lebih dari 90% penderita DM tipe 2 mengalami obesitas dengan IMT lebih dari 23 kg/m2.Obesitas merupakan faktor terpenting terjadinya resistensi insulin.Hormon insulin membantu mengontrol jumlah gula (glukosa) dalam darah.

Bila terjadi resistensi insulin, sel-sel tubuh tidak merespon insulin secara normal sehingga glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dengan mudah dan menyebabkan penumpukan glukosa di dalam darah.

Pada sebuah penelitian meta-analysis di Amerika dan Eropa yang membandingkan orang dengan obesitas dan berat badan normal, laki-laki dengan obesitas mempunyai risiko 7 kali lebih tinggi untuk terkena DM Tipe 2 dan perempuan dengan obesitas mempunyai risiko 12 kali lebih tinggi untuk terkena DM Tipe 2.

Sebuah penelitian observasional  dengan pendekatan cross sectional  di Semarang dengan melibatkan 60 subjek berusia 40-55 tahun didapatkan hasil bahwa diameter lingkar perut berbanding lurus dengan kadar HbA1c (glukosa yang terikat di hemoglobin) pada subjek laki-laki dengan berat badan berlebih/ obesitas. Kenaikan 1 cm lingkar perut meningkatkan kadar HbA1c 17%.

Apa saja tanda dan gejala diabetes?

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala.Namun demikian ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/ mudah lapar).

Selain itu, sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Diagnosis Diabetes Melitus ditentukan apabila terdapat tanda dan gejala diatas disertai dengan adanya peningkatan kadar gula di dalam darah melalui pemeriksaan Gula Darah Puasa/ GDP (> 126 mg/dL), atau Glukosa Plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral/ TTGO (>200mg/dL), atau Glukosa Darah Sewaktu (>200mg/dL), atau HbA1c >6,5%.

Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya obesitas dan diabetes?

Prinsip pencegahan obesitas adalah mengatur keseimbangan energi. Pengaturan keseimbangan energi ini harus dilakukan sepanjang kehidupan sebagai gaya hidup bukan  hanya sebagai program. Jika terjadi ketidakseimbangan energi yaitu asupan masuk yang lebih besar dari yang dikeluarkan maka kelebihan energi akan disimpan menjadi lemak. Dengan demikian dalam waktu tertentu seseorang akan kembali menjadi obesitas.

Oleh karena itu, seorang yang obesitas harus menerapkan perubahan gaya hidup untuk waktu yang lebih lama yaitu selama kehidupannya.

1.    Pola makan
•    Pola makan mecakup jumlah, jenis, jadwal makan dan pengelolahan bahan makanan. Jenis makanan pada piramida gizi seimbang terdiri dari kelompok karbohidrat, sayur dan buah, protein dan minyak, gula dan garam.
•    Anjuran konsumsi gula: 4 sendok makan gula/ hari
•    Anjuran konsumsi garam: 1 sendok teh garam/ hari
•    Anjuran konsumsi lemak: 5 sendok makan minyak/ hari
•    Konsumsi karbohidrat kompleks, sayur dan buah lebih banyak. Gula rafinasi (gula pasir, gula batu, dan gula jawa) dan madu dibatasi.
•    Minyak goreng jenuh seperti minyak kelapa sawit sebaiknya juga dibatasi
•    Jadwal makan harus dilakukan secara teratur yaitu terdiri dari 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan
•    Makanan selingan diutamakan kelompok buah dan sayur dalam keadaan utuh dan segar
•    Teknik pengolahan yang dianjurkan adalah dengan cara dikukus, rebus dan tumis dengan menggunakan minyak yang sedikit serta tanpa penambahan gula yang berlebihan


2.    Pola aktivitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga terjadi pembakaran energi. Aktifitas fisik dilakukan dengan gerakan yang kontinyu dan intensitas rendah sampai sedang sehingga terjadi peningkatan pengeluaran energidan peningkatan massa otot. Contoh aktifitas fisik intensitas  ringan adalah berjalan pelan, duduk sambil menggunakan komputer, mencuci, memasak, memancing dll. 

Contoh aktifitas fisik sedang adalah jalan cepat, bersepeda dengan kecepatan ringan, bermain badminton, tenis, membersihkan (menyapu, mencuci, mengepel). Contoh aktifitas fisik berat adalah berjalan sangat cepat (>5km/jam), berjalan mendaki bukit, naik gunung, berjalan dengan membawa beban, jogging (>8km/jam), berlari, pekerjaan seperti mengangkat beban berat, pekerjaan rumah seperi memindahkan perabot yang berat, menggendong anak, bermain dengan anak, dll.

Rekomemdasi aktifitas fisik yang disarankan untuk mendapatkan manfaat kesehatan adalah 150 menit per minggu untuk aktifitas fisik sedang dan 75 menit per minggu untuk aktifitas fisik berat atau kombinasi keduanya.

3.    Latihan fisik
Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur dan berkesinambungan dengan melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani. Latihan fisik dilakukan dengan Baik Benar Teratur dan Terukur
•    Latihan fisik yang Baik adalah latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan kemampuan supaya tidak menimbulkan dampak yang merugikan.
•    Latihan fisik yang Benar adalah latihan fisik yang dilakukan secar bertahap dan dimulai dar latihan pemanasan (termasuk peregangan), latihan inti, latihan pendinginan (termasuk peregangan).
•    Latihan fisik yang Terukur adalah latihan fisik yang digunakan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan
•    Latihan fisik yang Teratur adalah latihan fisik yang dilakukan secara teratir 3-5 kali dalan seminggu dengan selang waktu istirahat.

4.    Pola emosi makan
Makan berlebih dapat disebabkan oleh kondisi psikolgis tertentu.Seseorang dengan rasa sedih atau rasa senang yang berlebihan dapat mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk melihat dan mengenali emosinya ketika pola makannya terganggu, apakah ada rasa senang, sedih, marah, rasa bersalah, stress dan sebagainya. Mengenali emosi sama halnya dengan mengenali apa yang dimakan. Hal yang perlu dilakukan adalah kenali nama emosinya dan temukan penyebabnya dan selesaikan.

5.    Pola tidur/ istirahat
Kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga rasa lapar tidak terkontrol.Kuantitas tidur untuk orang dewasa yang dianjurkan adalah 6-8 jam. Jika kuantitas tidur (6-8 jam) dan kualitas tidur seseorang tidak sesuai maka akan mempengaruhi keseimbangan berbagai hormon yang pada akhirnya memicu kejadian obesitas.

Obesitas dan Diabetes Melitus (DM) telah menjadi masalah dunia, oleh karena itu perlu kewaspadaan dan pencegahan sejak dini sebelum terjadinya komplikasi yang lebih serius.


dr. Diana Ormayati Ataupah

 

 

Penulis:
dr. Diana Ormayati Ataupah
Dokter Umum di Puskesmas Polen, Kab. Timor Tengah Selatan-NTT

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut