5 Fakta Menarik Roma, Kota Abadi yang Kaya Situs Warisan Dunia dan Ada Negara Kecil di Dalamnya

JAKARTA, iNews.id - Roma, salah satu kota di dunia, memiliki sejarah yang panjang. Sebagai Ibu Kota Italia, kota ini menjadi saksi perkembangan peradaban manusia dari masa lampau hingga saat ini.

Kota yang dijuluki sebagai Kota Abadi ini menawarkan banyak keindahan bagi para wisatawan internasional. Roma, yang telah ada sejak tahun 735 SM, memiliki banyak fakta menarik.

Berikut 5 fakta menarik tentang Kota Roma dirangkum dari berbagai sumber:

1. Negara di Dalam Negara

Baca Juga

Viral! Biarawati dari Roma ke Malaysia Cari Ibu Kandung Berpisah 40 Tahun, Ibunya Sudah jadi Muslim

Roma adalah satu-satunya kota di dunia yang memiliki sebuah negara di dalamnya. Negara tersebut adalah Vatikan, dengan ibu kota bernama Kota Vatikan.

Meskipun wilayahnya hanya seluas 4.700.000 kaki persegi, Vatikan secara resmi merupakan negara terkecil di dunia. Vatikan adalah tempat pusat Gereja Katolik dan dipimpin langsung oleh Paus.

"Vatikan mencetak mata uangnya sendiri, memiliki perangko khusus, menerbitkan paspor dan plat nomor, mengoperasikan media, serta memiliki bendera dan lagu kebangsaan sendiri," tulis laman History.

2. Banyak Situs Warisan Dunia

Baca Juga

Juventus Juara Coppa Italia 2024, Gelar ke 15 La Vecchia Signora

Peradaban, bahasa, dan adat istiadat Romawi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai wilayah dan masih berdampak hingga saat ini melalui berbagai peninggalannya.

Beberapa peninggalan tersebut masih tersebar di berbagai penjuru Kota Roma, dan beberapa di antaranya bahkan telah diakui sebagai situs warisan dunia.

Beberapa situs tersebut antara lain Colosseum, sebuah amfiteater tempat para gladiator bertarung untuk hidup mereka, Piazza Navona, sebuah alun-alun dengan tiga patung terkenal, serta Kapel Sistina, sebuah kapel yang mengagumkan yang dirancang oleh pelukis terkenal Michelangelo.

3. Tempat dari Banyak Stadion

Baca Juga

Menang Agregat Gol Tandang, Juventus ke Final Coppa Italia 2024

Ada lebih dari 200 amfiteater di Kekaisaran Romawi kuno, dan yang terbesar di antaranya adalah Colosseum, yang dibangun di Roma pada tahun 80 Masehi.

Bangsa Romawi sangat menggemari hiburan dan olahraga, dan salah satu yang paling populer adalah balapan kereta di Circus Maximus.

Circus Maximus merupakan trek balap yang jauh lebih besar dari Colosseum dan terbuka untuk masyarakat umum, termasuk wanita. Pada abad ke-2 Masehi, Circus Maximus dapat menampung sekitar 250.000 orang saat perlombaan berlangsung. Jumlah itu setara dengan seperempat dari populasi Roma pada waktu itu.

4. Banyak Jalan Menuju Roma

Baca Juga

Paus Fransiskus Dikabarkan Jalani Operasi Hernia di Roma

Tidak hanya menjadi sebuah peribahasa, tetapi ada sejarah di balik ungkapan tersebut. Pada zaman Romawi kuno, orang-orang Romawi mampu menemukan jalan pulang mereka dengan membangun jalan-jalan secara harfiah. Jalan-jalan ini telah digunakan oleh peradaban lain sejak zaman perunggu.

Selama Kekaisaran Romawi, terdapat sekitar 80.000 km jalan yang menjalar keluar dari ibu kota dan menghubungkan berbagai bagian dunia, mulai dari Inggris hingga Turki.

Jalan-jalan Romawi yang berkedalaman sekitar 10 kaki tersebut dilapisi dengan batu, pasir, kerikil, dan bagian atasnya terbuat dari batu vulkanik. Jalan-jalan ini sangat kokoh dan tahan lama. Banyak jalan raya modern di Eropa dan di seluruh dunia saat ini dibangun di atas fondasi jalan-jalan Romawi.

5. Bangunan yang Paling Unik di Dunia

Baca Juga

Mengenal Sosok Beato Livatino, Hakim yang Adil Mati Ditangan Mafia pada Usia 37 Tahun

Pantheon di Roma adalah bangunan Romawi yang paling unik dan satu-satunya dari jenisnya di dunia.

Bangunan ini terkenal dengan kubah betonnya yang besar dan tidak memiliki lubang di tengahnya sebagai penyangga.

Pantheon adalah julukan untuk bangunan tersebut (pan=semua, theos=dewa). Meskipun nama aslinya tidak diketahui, banyak orang berpendapat bahwa bangunan ini adalah sebuah kuil untuk semua dewa, mengingat adanya patung-patung dewa yang dipajang di dalamnya.

Pada awal abad ke-7, bangunan ini disumbangkan kepada Paus Bonifasius IV, yang mengubahnya menjadi sebuah gereja. Saat ini, bangunan tersebut tetap terjaga dengan baik dan menjadi tempat ibadah.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta