SUDAN SELATAN, iNewsTTU.id- Paus Fransiskus disambut sorak-sorai dan sorakan pada hari Sabtu, (04/02/2023) ketika dia tiba di sebuah pertemuan dengan sekitar 2.500 pengungsi Sudan Selatan.
Ia berbicara kepada orang-orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsian setelah terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik atau banjir.
“Kamu adalah benih dari Sudan Selatan yang baru, benih untuk pertumbuhan yang subur dan subur di negara ini,” kata Paus Fransiskus.
Pertemuan dengan para pengungsi internal (IDP) berlangsung di Freedom Hall di ibu kota Sudan Selatan, Juba, di mana Paus Fransiskus melakukan ziarah perdamaian dari 3-5 Februari.
Kepada mereka menderita, ia memberikan penguatan setelah melewati perang dan bencana alam yang berkecamuk dan selalu membalas kejahatan dengan kebaikan.
“Anda, yang memilih persaudaraan dan pengampunan, sekarang sedang memupuk hari esok yang lebih baik. Jadilah benih harapan, yang memungkinkan kita untuk melihat sekilas pohon yang suatu hari nanti, semoga dalam waktu dekat, akan berbuah,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, sebuah video memperlihatkan kamp-kamp IDP di Sudan Selatan dan wawancara dengan para pengungsi yang berbicara tentang melarikan diri dari tanah air mereka.
Pertemuan itu juga termasuk doa yang dipimpin oleh Moderator Gereja Skotlandia Iain Greenshields dan Uskup Agung Canterbury Justin Welby, yang bergabung dengan Paus Fransiskus untuk memberikan semangat dan kesabaran
Sara Beysolow Nyanti, perwakilan Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sudan Selatan, memberikan presentasi tentang situasi kemanusiaan di Sudan Selatan, yang disebutnya mengkhawatirkan setelah perang lebih dari satu dekade.
“Rakyat Sudan Selatan telah mengalami konflik, ketidakstabilan sosial dan politik, guncangan iklim, kekerasan, pemindahan, kerawanan pangan, kurangnya kesempatan pendidikan, dan kurangnya akses ke sistem perawatan kesehatan,” katanya.
Sudan Selatan mengalami krisis pengungsi terbesar di Afrika, dengan 2 juta pengungsi karena konflik, ketidakamanan, dan tantangan lingkungan, lapor Badan Pengungsi PBB. Ada juga lebih dari 2 juta pengungsi Sudan Selatan yang tinggal di negara tetangga.
Nyanti mengatakan dalam paparannya, bahwa 8 juta orang di Sudan Selatan diperkirakan akan mengalami kerawanan pangan pada tahun 2023.
Editor : Sefnat Besie