Ki Ageng Suryomentaram kemudian bergabung sebagai tenaga sukarela. Ia meninggalkan rumah beserta sawahnya di Bringin, dan kembali ke Jogjakarta.
"Namun pemerintah militer dengan cepat mengambil alih perekrutan dan pelatihan serdadu yang kemudian melahirkan apa yang kita kenal sebagai PETA," kata Marcel Bonneff yang pernah menjadi dosen bahasa Perancis di UGM (1966-1973).
Berbagai sumber sejarah menyebut, Ki Ageng Suryomentaram terlibat aktif dalam pertempuran melawan kolonial Belanda di dekat Jogjakarta, selama periode 1947-1949. Ki Ageng Suryomentaram wafat pada usia 70 tahun, di mana Presiden Soekarno atau Bung Karno melalui sebuah telegram, secara khusus mengirim ucapan bela sungkawa.
Editor : Sefnat Besie