JAKARTA, iNewsTTU.id - Iis (52), Salah seorang penjual barang antik beserta koin kuno turut membagikan kisahnya menjadi generasi kedua menjual barang-barang yang kerap dianggap kuno oleh masyarakat. Menurutnya, barang maupun koin kuno kerap memberikan kepuasan tersendiri saat sudah menjadi koleksinya.
Iis mengungkap, Ia menjadi generasi kedua dari ayahnya yang menjual barang-barang antik sejak tahun 1994. saya mulai dagang saat mengikuti orang tua, dari tahun 1994. Ngikutin jejak orang tua," ujar Iis kepada MPI, Selasa (5/7/2022).
Lebih lanjut, Iis menuturkan, Ia kerap mengumpulkan koin-koin kuno dari masyarakat sekitar. Menurutnya, banyak warga perumahan yang kerap menjual uang kuno tersebut ke lapak dagangannya yang berada di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat.
"Ada orang dari perumahan-perumahan dijual ke sini, kita beli, kalau barangnya cocok ya kita ambil, kalau barangnya banyak, ya kita pikirin dulu," paparnya.
Iis mengungkap, Koin kuno yang kerap Ia jual adalah uang Belanda, yakni Gulden 2,5 dalam satu keping. Menurutnya, Ia kerap mendapat keuntungan yang lumayan saat menjual uang Gulden tersebut.
"Kalau uang Belanda yang tulisannya Gulden sekarang kisaran Rp200 ribu, per-keping itu satu koin itu yang 2,5 Gulden Belanda. Itu jaman Hindia Belanda," jelasnya.
Adapun Iis menjelaskan, ia beberapa kali memiliki uang Gulden Belanda yang diterbitkan pada tahun 1818, menurutnya, dari uang itu ia kerap mendapatkan keuntungan lebih sebab harganya yang fantastis.
"Kalau koin yang paling langka, 2,5 Gulden yang tahun 1818 itu susah dicari, itu harganya emang udah mahal. Itu kalau dijual bisa di atas Rp 5 juta lebih satu koin. Nah, kalau tahun 1818 itu satu keping 3 Gulden," tuturnya.
"Kalau saya yang pernah jual paling mahal, paling uang kertas yang seri binatang, seri-seri Indonesia. Yang paling mahal ini, uangnya sempat beredar tapi ditarik lagi oleh pemerintah tahun 1957 Rp5 ribu rupiah gambar banteng, itu paling Rp10 jutaan," sambungnya.
Menurut Iis, meski tidak selalu menghasilkan uang dalam bentuk banyak, koleksi-koleksi uang kuno yang Ia miliki kerap memberikan kepuasan tersendiri. Terlebih, jika uang yang ia miliki, tidak dimiliki rekan-rekan sesama penjual uang kuno.
"Ditambah buat kepuasan juga ngoleksi barang, puasnya dapat barang susah, barangnya jarang, kita juga bisa jual mahal. Kalau misalnya dapat barang susah nih, nah terus baru saya aja yang dapet yang lain belum, itu ada kepuasan tersendiri," pungkasnya
Editor : Sefnat Besie