NGADA, iNewsTTU.id – Putusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap Kompol Cosmas Kaju Gae oleh Komisi Kode Etik dan Profesi (KKEP) Polri menuai protes dari kampung halamannya. Keluarga besar dan masyarakat Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), menilai sanksi pemecatan itu terlalu berat dan tidak adil.
Melalui surat terbuka yang ditujukan kepada Kapolri dan pimpinan DPR RI, masyarakat Ngada menolak keputusan tersebut. Mereka menegaskan bahwa pengabdian Kompol Kosmas selama puluhan tahun harus menjadi pertimbangan utama.
"Kompol Kosmas adalah putra Laja, Ngada, yang sejak muda mendedikasikan hidupnya untuk bangsa. Beliau pernah berada di garda terdepan saat demonstrasi besar di Jakarta untuk menyelamatkan banyak orang, termasuk pejabat negara. Bagi kami, beliau adalah pahlawan yang mengharumkan nama daerah," demikian isi surat tersebut.
Meski menyadari peristiwa yang menjadi dasar putusan, masyarakat Ngada merasa pemecatan tidak sebanding dengan jasa-jasa Kompol Cosmas.
"Masih ada bentuk sanksi lain yang lebih manusiawi, lebih proporsional, tanpa harus meruntuhkan karier dan nama baik seorang putra daerah yang sudah puluhan tahun mengabdi," tulis mereka.
Dalam surat itu, masyarakat Ngada secara resmi mengajukan tiga permohonan:
Meninjau kembali putusan PTDH terhadap Kompol Cosmas.
Memberikan sanksi yang lebih adil dan seimbang.
Mendengarkan aspirasi masyarakat yang merasa sangat kehilangan sosok perwira tersebut.
Mereka berharap suara rakyat kecil di Ngada dapat didengar dan keadilan ditegakkan. "Dari Ngada, dari Flores, doa-doa dan tanda tangan kami menjadi saksi bahwa Kompol Cosmas Kaju Gae tetaplah kebanggaan kami, tetaplah pahlawan kami," tutup pernyataan sikap itu.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
