KUPANG, iNewsTTU.id – Tepat pada tanggal 15 Juni 2025, Komunitas Penggiat Eko Enzim NTT genap berusia lima tahun. Komunitas ini lahir dari semangat untuk menjaga kelestarian Bumi Flobamora dengan mengandalkan produk Eko Enzim, sebuah larutan multifungsi hasil fermentasi limbah kulit buah, sayuran segar, air, dan gula. Konsep ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dan disebarkan oleh Dr. Joean Oon Siew Kee, seorang ahli Naturopati dari Penang, Malaysia.
Ketua Komunitas Eko Enzim NTT Chairel Malelak mengisahkan komunitas ini beranggotakan individu dari berbagai profesi yang peduli lingkungan, dengan dominasi kaum muda yang secara sukarela berbagi ilmu dan manfaat Eko Enzim. Kehadiran komunitas ini telah menyebar ke 22 kabupaten/kota di NTT melalui berbagai grup dan kelompok WhatsApp yang aktif melatih serta menyosialisasikan Eko Enzim. Selain itu, setiap anggota komunitas juga secara mandiri memproduksi Eko Enzim dari sisa sampah rumah tangga, turut membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah.
Beragam Manfaat dan Kegiatan Komunitas
Selama lima tahun berdiri, Komunitas Penggiat Eko Enzim NTT telah banyak berkontribusi untuk masyarakat. Berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai dari penyemprotan kota untuk pembersihan udara, pelatihan dan pembagian Eko Enzim gratis, pembangunan Lopo Eko Enzim sebagai Bank Eko Enzim, hingga membantu masyarakat terdampak Badai Seroja. Eko Enzim juga telah dimanfaatkan secara luas untuk pertanian dan berbagai kegiatan lainnya. Meskipun digerakkan secara sukarela, kontribusi komunitas ini memberikan manfaat nyata bagi lingkungan, kesehatan, dan pertanian.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait