LEWOLEBA, iNewsTTU.id – Dengan status aktivitas pada Level III (Siaga), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mengeluarkan imbauan penting bagi masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok, Lembata, Nusa Tenggara Timur. Warga, pengunjung, pendaki, maupun wisatawan diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya gunung berapi ini.
Batas Aman dan Potensi Bahaya
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan wisatawan dilarang keras untuk memasuki atau melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitas kawah. Imbauan ini sangat krusial mengingat adanya potensi ancaman dari guguran/longsoran lava dan awan panas yang dapat terjadi dari sektor Selatan, Tenggara, Barat, serta Timur Laut Gunung Ili Lewotolok.
Respons Terhadap Aktivitas Gunung
Warga juga diimbau untuk tidak panik jika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari kawah. Suara-suara tersebut merupakan ciri khas aktivitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi. Meskipun dentuman keras dapat menyebabkan getaran kuat pada bangunan, terutama jendela dan pintu, masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan resmi.
Koordinasi dan Perlindungan Kesehatan
Pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok diminta untuk senantiasa berkoordinasi aktif dengan Pos Pengamatan Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, atau langsung menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) / Badan Geologi di Bandung. Hal ini penting untuk mendapatkan informasi terkini dan akurat terkait aktivitas gunung.
Selain itu, untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) dan masalah kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung. Perlengkapan lain seperti kacamata pelindung dan pakaian lengan panjang juga disarankan untuk melindungi mata dan kulit dari paparan abu.
Waspada juga ditekankan bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok. Mereka harus selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar dingin, terutama saat musim hujan. Kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalisir risiko bencana dan melindungi keselamatan jiwa.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait