KUPANG,iNewsTTU.id- Akademisi lingkungan yang juga dosen FKIP Undana, Dr. Hamzah Wulakada yang sedikit ragu dan mengkritik Wali Kota Kupang terpilih dr. Chris Widodo dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih Serena Francis menuntaskan masalah sampah dan penataan birokrasi pada 100 hari kerja pertama, mendapat sentimen negatif baik dari publik maupun pengamat politik.
Ferdy Hasiman, Pengamat ekonomi politik, Jakarta mengatakan pernyataan Hamzah terlalu tendensius, menurut Ferdy masalah sampah memang tidak bisa selesai dalam 100 hari.
" Saya lihat pernyatannya terlalu tendensius kan memang sampah tidak bisa dikerjakan dalam 100 hari kerja. Meskipun demikian, harus ada upaya di 100 hari kerja. Ya sampah ini paling realistis untuk dikerjakan di 1000 hari kerja. Namun, kembali penekanannya tdk bisa musnahkan sampah," tegas Ferdy.
Ia juga menegaskan program kerja dr. Cris- Serena lebih realistis kongkrit dan terukur, dengan roadmap yang tepat agar bisa mengurai benang kusut permasalahan sampah.
" Saya lihat program sampah dr. Cris dan Serena lebih realistis, kongkrit dan terukur. Perlu ada langkah demi langkah agar masalah sampah di kota Kupang bisa teratasi. Tahap awal ya 100 hari kerja, perlu ada roadmap (peta jalan) untuk mengurai benang kusut masalah sampah," tambahnya lagi.
Ia mengatakan sebagai akademisi jangan membuat pernyataan tendensius, harusnya akademisi memberi masukan yang menyejukkan agar tidak muncul kegaduhan di ranah publik.
" Jadi kritiknya terlalu tendensius. 100 hari juga belum, kita sudah berpolemik. Akademisi perlu beri masukan yang adem ( sejuk_red) dan tidak menimbulkan kegaduhan. Kita beri mereka ruang untuk kerja dulu," pungkasnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait