Kisah Seorang Pria Tua di Kota Soe TTS, Melawan Dingin Mengais Rezeki

*Sefnat Besie*
Kisah Unu tahun Seorang Pria Tua di Kota Soe TTS, Melawan Dingin Mengais Rezeki. Foto: iNewsTTU.id/Sefnat Besie

SOE, iNewsTTU.id--Di dalam lapak mini pasar buah tradisional Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah selatan, NTT tampak seorang pria tua tengah duduk di atas bangku kayu kecil dikelilingi dagangannya.

Tubuh ringkihnya dibalut jaket hitam tipis yang nyaris tak mampu menghalau dingin yang menusuk tulang. Dengan tangan melingkar di dadanya, ia memeluk tubuh sendiri, mencoba melawan hawa dingin sambil menunggu dagangannya laku.

Pasar tradisional yang berlokasi di depan Terminal Bus Haumeni ini merupakan pusat oleh-oleh Kota Soe dan cukup terkenal karena lokasinya tepat di pinggir jalan utama bagi pelintas tujuan kupang Atambua atau sebaliknya bahkan kota-kota kecil sepanjang jalur itu.

Di pusat oleh-oleh kota soe ini banyak tersedia komoditas lokal seperti jeruk, alpukat, sirih dan pinang, bahkan aneka jajanan.

Bagi anda penikmat Kopi, mereka siapakan kopi bagi para pelintas yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat bila hanya sekedar beristirahat sejenak dari perjalanan atambua kupang atau sebaliknya.

Kendaraan yang kami tumpangi, berhenti tepat di depan lapaknya, Kami mencoba memesan  kopi, tak berselang lama aroma kopi hangat tercium dan dua gelas kopi hangat diletakan Unu tepat di samping tempat duduk yang terbuat dari kayu sederhana.

Satu gelas kopi yang kami pesan seharga Rp5000, ada juga mie gelas dan makanan lainnya sesuai selera.

"Kalau di sini, pagi-pagi sampai malam begini dinginnya menusuk. Tapi tidak apa-apa, sudah biasa," ujar Unu Tahun sambil tersenyum kecil, meski bibirnya tampak bergetar mengawali perbincangan kami.

Ia mengaku suhu dingin di Kota Soe yang bisa mencapai 12 derajat Celsius kerap menjadi tantangan, terutama bagi dirinya yang sudah tidak muda lagi.

Unu tidak pernah menyerah. Meski cuaca tidak bersahabat, ia tetap menggelar dagangannya 1x24 jam, berharap ada yang membeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baginya, hidup adalah tentang terus berusaha, tidak peduli seberapa berat rintangannya.

"Dingin seperti ini bikin badan cepat lelah. Tapi, mau bagaimana lagi? Kalau tidak jualan, keluarga di rumah makan apa?" katanya dengan nada lirih.

Dingin Kota Soe memang bukan hanya sekadar fenomena cuaca, tetapi menjadi latar perjuangan bagi banyak warga kecil seperti Unu.

Unu mengaku, lapak yang mereka tempati ini adalah bangunan lapak yang dibuat oleh Bank NTT cabang Soe dengan ukuran 2x3 meter.

Bank NTT Cabang Soe ingin mendorong UMKM dengan demikian, bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

"ada 29 lapak yang sudah ditempati, kami sewa pertahun tempat ini, tapi kami yakin penghasilan bisa menutupi harga sewa,"ujar Unu.

Malam itu, Gelap gulita di sekeliling perlahan nyaris membuat satu balon lampu listrik dalam lapaknya terlihat samar-samar, kabut tipis menghiasi suasana malam itu.

Dalam balutan dingin Kota Soe, ia menunjukkan arti sebenarnya dari tekad dan perjuangan hidup. tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 02;00 wita dinihari, kami harus melanjutkan perjalan.

Unu tetap menunggu, dengan harapan akan ada lebih banyak pembeli yang datang.

 

 

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network