Kefamenanu, iNewsTTU.id – Dalam debat kedua yang diselenggarakan oleh KPU TTU di Hotel Frawijaya pada Sabtu (9/11/2024), pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kristiana Muki dan Kornelis Naifatin (Krisna) memaparkan dua langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Mereka menekankan pentingnya Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan pengiriman tenaga pendidik untuk melanjutkan studi S2, guna mengatasi kekurangan tenaga guru dan meningkatkan kualitas pengajaran di wilayah tersebut.
Menanggapi pertanyaan mengenai peningkatan partisipasi sekolah dan menciptakan masyarakat TTU yang inovatif dan berdaya saing tinggi, Kristiana Muki mengatakan bahwa jika terpilih, pihaknya akan menyediakan BOSDA untuk membantu mendanai sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta meningkatkan kualitas guru di TTU.
Selain itu, mereka juga berencana mengirimkan lima tenaga pendidik setiap tahun untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar daerah, dengan tujuan agar mereka kembali dan berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan.
"Tujuan utama kami adalah tidak hanya meningkatkan angka kelulusan, tetapi juga kualitas pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengiriman tenaga pendidik untuk studi S2 adalah langkah yang sangat penting," ujar Kristiana.
Namun, pendapat tersebut mendapat tanggapan dari Yohanes Gabriel Amsikan, calon Wakil Bupati dari pasangan Tem Neno.
Yohanes menilai bahwa mengirimkan tenaga pendidik untuk melanjutkan studi S2 saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah angka putus sekolah.
Ia menyarankan agar perhatian lebih diberikan pada upaya untuk mengembalikan anak-anak yang putus sekolah ke bangku sekolah, serta meningkatkan pendekatan guru terhadap siswa, termasuk melalui program "anak asuh" dengan teman sebaya agar anak-anak merasa lebih nyaman dan betah bersekolah.
Sementara itu, Valen Kebo dari pasangan Tulus mengkritik ide pasangan Krisna.
Menurutnya, solusi yang lebih mendesak adalah memberikan pendidikan gratis untuk mengurangi angka putus sekolah, mengingat banyak anak yang terhambat untuk melanjutkan pendidikan karena masalah biaya.
Selain itu, Valen juga menyoroti buruknya penempatan guru yang tidak sesuai dengan kompetensi, yang mengakibatkan ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar.
Di sisi lain, Juandi David dari pasangan Juang menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat dalam mengatasi masalah putus sekolah.
Ia mengusulkan adanya pengawasan lebih ketat terhadap anak-anak, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan wajib 12 tahun.
Debat ini mencerminkan berbagai pendekatan yang ditawarkan oleh masing-masing pasangan calon dalam mengatasi masalah pendidikan di TTU, dengan fokus pada peningkatan kualitas pengajaran, pemberian fasilitas pendidikan yang lebih baik, dan kerjasama komunitas untuk mengurangi angka putus sekolah di daerah tersebut.
Debat Kedua yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Timor Tengah Utara NTT ini berlangsung hingga selesai dengan aman.
Editor : Sefnat Besie