KUPANG, iNewsTTU.id - Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) wilayah V berkolaborasi dengan Smile Train Indonesia, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Fakultas Kedokteran Universitas Jember dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang serta AMSA Undana menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baksos yang dilaksanakan itu berupa seminar bertema mengenal bibir sumbing dan langit-langit serta tahapan tata laksananya yang dihelat di RSUP dr. Ben Mboi Kupang pada Jumat (20/09).
Selain seminar, kegiatan itu juga diisi dengan operasi bibir sumbing dan langit – langit secara gratis di RSUP dr. Ben Mboi Kupang, mulai Jumat - Minggu (22/9/2024) mendatang.
Ketua AIPKI Wilayah V Yuyun Yueniwatu, mengapresiasi kegiatan baksos bibir sumbing yang melibatkan banyak pihak.
"Ke depannya tentu saja penanganan bibir sumbing tidak hanya menyelesaikan pasiennya tapi juga edukasi," ujar Yuyun.
Sehingga lanjut Yuyun, sebelum digelar operasi bibir sumbing dilakukan seminar yang melibatkan dokter dan tenaga kesehatan.
"Edukasi ini mungkin pertama kali untuk tenaga kesehatan dan dokter. Ke depan inginnya juga kepada masyarakat umum. Jadi untuk menyelesaikan satu masalah itu kan enggak bisa hanya menyelesaikan masalahnya itu tapi penyebabnya,"kata Yuyun.
Direktur Utama RSUP Ben Mboi Kupang Annas Ahmad, mengatakan, kegiatan seminar dan operasi bibir sumbing ini sebagai wujud dan tanggungjawab bersama mendedikasikan diri mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
"Kami akan terus membuka diri dan siap bermitra dengan siapapun dan lembaga apapun, pada setiap upaya untuk membangun dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat," kata Annas
Koordinator kegiatan Robertus Arian, menjelaskan, baksos ini adalah kegiatan medis yang berfokus pada operasi bibir sumbing dan langit-langit (cleft lip and/or palate) untuk memberikan kesempatan kepada pasien yang membutuhkan agar dapat menjalani operasi korektif guna memperbaiki penampilan fisik, serta fungsi mulut (kemampuan berbicara, makan, dan bernapas dengan normal).
Dengan demikian lanjut dia, bakti sosial ini memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi kehidupan para pasien.
"Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penanganan bibir sumbing sejak dini," ujar Arian.
Operasi bibir sumbing dan langit – langit lanjut dia, diselenggarakan dengan persyaratan bagi pasien bibir sumbing adalah berusia minimal 3 bulan, berat badan minimal 5 kg, dan bagi pasien celah langit – langit adalah berusia minimal 1 tahun dan memiliki berat badan minimal 10 kg.
Menurutnya, pelayanan bibir sumbing harus komprehensif, berorientasi fungsi, mempertimbangkan aspek kosmetik, dalam upaya menuju kualitas hidup pasien yang lebih baik.
Kegiatan seminar bibir sumbing dan langit-langit akan dilaksanakan secara gratis dengan tujuan utama adalah peningkatan wawasan mengenai bibir dan langit-langit sumbing kepada 150 peserta yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis bedah plastik, dokter spesialis anak, dokter spesialis KFR, dokter spesialis THT-KL, dokter spesialis kedokteran jiwa, dokter gigi, dokter gigi spesialis bedah mulut, dokter gigi spesialis orthodensia, perawat, bidan, terapis wicara, dietisien atau nutrisionist di Puskesmas serta rumah sakit se-pulau Timor dan sekitarnya.
"Hari ini pesertanya memang kami batasi sesuai kapasitasnya yakni 150 dan sebagian besar memang dari dataran Timor, yakni dari Puskesmas dan rumah sakit swasta dan pemerintah," ujar dia.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait