SABU RAIJUA, iNewsTTU.id-- Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sabu Barat Melky Adrianus Besie yang sebelumnya diberitakan menolak untuk memberikan ijin siswanya ikut dalam kegiatan perayaan hari anak di Pusat Pengembangan Anak (PPA) Ebenhaezer Menia, meminta maaf kepada lembaga PPA.Ia mengaku tidak mengizinkan siswanya bukan tanpa alasan namun justru untuk melindungi siswa dari standar penilaian pendidikan nasional.
Melky katakan hal itu ia lakukan lantaran siswa wajib memenuhi 8 standar penilaian pendidikan nasional sebab jika tidak maka sebagai kepala sekolah justru dirinya yang akan dianggap bersalah namun dia membuka kesempatan bagi pihak PPA agar saat membuat Memori Off Understanding (MoU) dengan pihak sekolah, sehingga ketika ada kegiatan apapun yang dilakukan lembaga PPA dapat diijinkan dengan alasan yang tepat serta dia (Kepala Sekolah) dapat mempertanggungjawabkan dalam setiap rapat.
"Saya titip dua pesan sama pak Dedy yang sudah datang kesini untuk mendengar klarifikasi saya terkait pemberitaan sebelumnya dan pesan saya yang pertama, tolong sampaikan permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya untuk pihak PPA khususnya ibu Mercy Djo dari Gereja Ebenhaezer menia dan juga dari PPA lain seperti dari Gereja Ruba deo leomadamu, dan juga yeruel seba kota yang kami tolak,"ungkapnya
"Jadi bukan hanya dari Ebenhaezer saja yang kami tolak tapi dari Gereja yang lain juga sama mengingat jam belajar anak yang wajib memenuhi 90 persen itu tadi,"tambahnya.
ia menjelaskan jika pihaknya mengizinkan artinya memangkas hak anak dalam pendidikan.
"Jadi kalau kami ijinkan, sama dengan kami memangkas hak anak dalam pendidikan jadi sekali lagi saya mohon maaf atas hal tersebut,"imbuhnya.
Dia minta agar lembaga Pusat Perlindungan Anak dari Gereja bisa membuat Memorandum of Understanding (MoU) antara PPA dengan pihak sekolah supaya dikemudian hari jika ada kegiatan serupa dapat di ijinkan sekolah berdasar surat atau MoU tersebut.
"Selain permintaan maaf saya bagi PPA, Satu lagi permintaan saya, agar kalau bisa pihak PPA bikin MoU dengan kami karena kebetulan saya kan ketua musyawarah kerja Kepala sekolah SMA (MKKS) jadi kedepan kalau ada kegiatan lagi, maka kami ijinkan,"tegasnya.
Sementara itu, Mercy Djo sebagai penanggungjawab perlindungan anak PPA EBENHAEZER Menia katakan, pihaknya sangat siap untuk membuat MoU dengan sekolah jika demikian permintaan Kepala sekolah sebab memang di semua sekolah pihaknya telah membuat MoU hanya saja dengan SMA Negeri yang belum
Namun yang ia sayangkan mengapa terjadi sebuah penolakan padahal pihaknya telah berupaya untuk menghargai sekolah sehingga membuat surat resmi untuk permintaan ijin mengingat masing-masing sekolah tentu memilik aturan yang berbeda.
"O... kalau itu yang diminta maka Minggu depan kami ke sekolah untuk bikin MoU. Dan kenapa saya marah ? Karena Kepala sekolah itu menolak kami padahal kami pergi baik-baik loh. hanya dia (oknum Kepala Sekolah) kok menolak kami ? Karena kami butuh penjelasan bukan penolakan tapi kalau seperti ini yang dia katakan, oke akan saya buat MoU secepat mungkin," Tutup Mercy
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait