New York, iNewsTTU.id – Seorang wanita asal China yang tinggal di Queens, Amerika Serikat, ditangkap setelah diduga merencanakan pembunuhan terhadap istri dan putri dari pria selingkuhannya. Yue Zhou (42) menghadapi tuduhan serius setelah mencoba menyewa pembunuh bayaran melalui situs online yang ternyata merupakan penipuan.
Menurut pernyataan Jaksa AS Breon Peace, Zhou menawarkan uang tunai sebesar USD5.000 dan layanan seksual sebagai imbalan untuk membunuh keluarga selingkuhannya. Rencana jahatnya terjadi antara 25 Maret hingga 4 April 2019, ketika Zhou menggunakan alias "Bigtree" untuk berkomunikasi dengan apa yang dia kira adalah penyedia jasa pembunuh bayaran.
Zhou memberikan rincian lengkap tentang calon korbannya, termasuk alamat rumah, jadwal kerja, dan waktu terbaik untuk menemukannya. Dalam pesan teks yang mengerikan, Zhou mengancam akan memutilasi tubuh korbannya menjadi "ratusan bagian" dan mengawasi mereka sepanjang waktu.
Ketika menyadari bahwa situs tersebut adalah penipuan, Zhou mulai mengirim ancaman kekerasan kepada administrator situs dan keluarganya. Namun, upayanya tidak berhenti di situ. Pada Februari 2021, Zhou bahkan menghubungi tetangga putri dari pria selingkuhannya dan menawarkan USD10.000 serta layanan seksual untuk membunuh dan membuang jenazahnya ke danau.
Rencana Zhou akhirnya terungkap dan dia ditangkap oleh FBI di sebuah spa di Virginia pada 5 Juni. Zhou diekstradisi ke New York pada 3 Juli dan dijadwalkan akan didakwa di pengadilan federal Brooklyn. Jaksa meminta agar Zhou dikembalikan ke penjara karena dianggap sebagai bahaya bagi masyarakat.
"Yue Zhou dituduh menawarkan mata uang kripto, uang tunai, dan bahkan bantuan seksual selama diskusinya terkait pembunuhan pasangan selingkuhannya dan anak perempuan dewasanya," kata Ivan Arvelo, kepala kantor Investigasi Keamanan Dalam Negeri di New York. "Sedikit yang dia tahu, situs web yang dia pikir dia gunakan untuk mencari pembunuh bayaran adalah sebuah lelucon, dan kejahatan yang dituduhkan kepadanya segera menyusulnya."
Jika terbukti bersalah, Zhou menghadapi hukuman lebih dari 12 tahun penjara dan kemungkinan deportasi. Kasus ini menjadi peringatan serius tentang bahaya dari upaya kejahatan yang melibatkan teknologi dan motif pribadi yang berbahaya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait