Banyuwangi, iNewsTTU.id--
Produk batik khas yang dihasilkan oleh warga binaan Lapas IIA Banyuwangi, Jawa Timur, kini mencuri perhatian publik, terutama Paguyuban Ibu-ibu Pemasyarakatan (Pipas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur.
Mereka baru-baru ini memesan 200 potong kain batik untuk dijadikan seragam, menunjukkan dukungan pada kreativitas tahanan.
Pesanan yang cukup besar ini telah meningkatkan semangat warga binaan Lapas Banyuwangi dalam memproduksi batik.
Kepala Lapas, Agus Wahono, menyatakan bahwa pesanan tersebut baru sekitar 70% terselesaikan, dengan kemungkinan bertambah mengingat jumlah anggota Pipas di Jatim yang lebih dari itu.
Motif batik yang diproduksi sesuai dengan permintaan Pipas, sambil mengenakan warna batik secara bertahap.
Batik ini, yang dinamai batik Gajah Oling Jeruji (Bagajo), memiliki keunikan tersendiri dengan memadukan motif khas Banyuwangi dengan gelang sebagai simbol dari borgol, alat pengamanan di Lapas,"kata Agus Wahono.
Meski memiliki motif khas, Lapas Banyuwangi juga menerima pesanan sesuai dengan keinginan pelanggan.
Program pembinaan membatik di Lapas ini sudah berlangsung sejak tahun 2018, melibatkan 23 warga binaan, termasuk 20 wanita dan 3 pria.
Warga binaan wanita fokus pada mencanting, sementara warga binaan pria terlibat dalam desain dan pewarnaan.
Yang menarik, batik Bagajo telah didaftarkan sebagai hak cipta pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham pada tahun 2019.
Langkah ini menegaskan komitmen terhadap kreativitas dalam program batik Lapas Banyuwangi. Dengan prestasi ini, produk batik Lapas Banyuwangi semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait