NEW YORK, iNewsTTU.id - United Nations Children's Fund (UNICEF) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa wabah kolera yang mematikan di Afrika Selatan telah menyebar ke sebelas negara.
Hampir 68.000 kasus telah dilaporkan, termasuk 1.790 kematian, dalam satu tahun terakhir. Dua negara dengan beban terberat yakni Malawi dan Mozambik memiliki total gabungan lebih dari 5,4 juta orang yang membutuhkan bantuan, termasuk lebih dari 2,8 juta anak.
Terutama anak-anak di bawah usia lima tahun yang berada dalam bahaya, karena kolera, yang terutama disebarkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi dapat menyebabkan diare akut yang dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak ditangani.
Dicatat bahwa di negara seperti Malawi di mana lebih dari 1.600 orang meninggal karena penyakit tersebut selama setahun terakhir, satu dari tiga rumah tangga tidak memiliki akses ke air minum yang aman dan terpaksa mendapatkan pasokan air dari sungai yang terkontaminasi.
Tetangga Mozambik, juga salah satu negara termiskin dan terbelakang di dunia, juga sangat terpengaruh dengan total lebih dari 5,4 juta orang yang membutuhkan bantuan.
Terlebih lagi, UNICEF menunjukkan, angka sebenarnya cenderung lebih tinggi karena keterbatasan dalam sistem pengawasan, pelaporan yang kurang, dan stigma yang menghambat pemantauan.
Berbicara pada pertemuan Menteri Darurat di ibu kota Malawi, Lilongwe, Wakil Direktur Regional UNICEF Lieke van de Wiel pada Jumat (10/03/2023), meminta dukungan.
“Air dan sanitasi yang buruk, peristiwa cuaca ekstrem, konflik yang terus berlanjut, dan sistem kesehatan yang lemah memperparah dan membahayakan kehidupan anak-anak di seluruh Afrika Bagian Selatan,” ujarnya.
Ia memperingatkan bahwa semua tanda krisis mengarah ke jauh lebih buruk, dan mengatakan investasi yang mendesak dan berkelanjutan diperlukan untuk menanggapi wabah.
Kemudian memperkuat sistem dan masyarakat agar lebih siap menghadapi apa yang mungkin terjadi lebih parah di masa depan.
Dia mencatat, badai tropis yang sedang berlangsung yang menyebabkan banjir besar dan pengungsian menciptakan kondisi yang siap untuk penyebaran wabah saat orang bermigrasi untuk menghindari kehancuran.
Karena situasi yang memburuk dengan cepat, Dana Anak PBB dan mitranya menyediakan pasokan medis penting dan perawatan darurat.
"UNICEF telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar US$150 juta (2,306 triliun rupiah) untuk semua 11 negara wabah kolera di kawasan yang telah mengalami peristiwa cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir," ungkapnya.
Bulan lalu, WHO memperingatkan bahwa 22 negara di seluruh dunia saat ini sedang memerangi wabah kolera – jumlah yang meningkat setelah wabah tambahan.
Setelah bertahun-tahun kasus kolera menurun secara global, kasus meningkat tahun lalu dan diperkirakan akan terus meningkat tahun ini.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait