Kulit Warga Indonesia Susah Glowing? BKKBN Sebut Ini Faktor Penyebabnya

JAKARTA, iNewsTTU.id – Pernyataan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang mengaitkan kulit glowing dengan tingkat stres ramai dibahas di media sosial. Menurut Sekretaris Utama BKKBN, Budi Setyono, tingginya tingkat stres membuat orang Indonesia sulit memiliki kulit wajah yang sehat. Kondisi ini berbeda dengan warga Korea Selatan yang dikenal memiliki kulit glowing, karena hidupnya lebih sejahtera.
Kepala BKKBN, Wihaji, menambahkan bahwa untuk mendapatkan kulit glowing seseorang harus memiliki hidup yang optimis dan selalu berpikir positif. Pola hidup seperti ini diharapkan bisa menekan tingkat stres dan pada akhirnya berdampak baik pada kesehatan kulit.
Sebagai informasi, Indonesia berada di peringkat ke-119 sebagai negara dengan tingkat stres rendah. Peringkat ini masih jauh dari negara-negara yang dikenal makmur seperti Monako (peringkat 1), Liechtenstein (peringkat 2), Luksemburg (peringkat 3), atau Singapura (peringkat 7).
Lalu, bagaimana stres bisa memengaruhi kesehatan kulit?
Menurut jurnal berjudul 'Neuroimmunology of stress: skin takes center stage' (2006), saat tubuh mengalami stres, hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) diaktifkan dan memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol, adrenalin, dan prolaktin. Aktifnya hormon-hormon ini dapat memicu peradangan kulit, menurunkan imunitas kulit, dan mengganggu keseimbangan sebum.
Selain itu, jurnal 'Stress and disorders of the skin' (2000) juga menerangkan bahwa tingginya hormon kortisol akibat stres dapat memecah kolagen dan elastin. Hal ini menyebabkan tampilan wajah terlihat lebih tua dan mempercepat pembentukan garis halus serta kerutan.
Stres yang berlebihan juga memicu gangguan tidur, pola makan buruk, hingga kelalaian dalam merawat kulit. Semua faktor ini secara langsung dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, memicu jerawat, eksim, hingga penuaan dini. Jadi, stres bukan hanya masalah mental, tetapi memiliki dampak biologis yang nyata pada kesehatan kulit.
Editor : Sefnat Besie