Dampak Anomali Cuaca di NTT, Begini Kondisi yang Bakal Dialami Masyarakat

KUPANG, iNewsTTU.id – Memasuki musim kemarau, masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Meskipun identik dengan kondisi kering dan cerah, periode Juni hingga Agustus 2025 yang dipengaruhi Monsun Australia (Monsun Timur) ini membawa anomali cuaca signifikan, menurut analisis dari BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang.
Sti Nenot'ek, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, menjelaskan bahwa beberapa fenomena atmosfer dapat memicu peningkatan anomali cuaca selama musim kemarau ini:
Potensi Anomali Cuaca Selama Musim Kemarau
Suhu Udara Dingin Ekstrem: Pada malam hari hingga dini hari, wilayah dataran tinggi seperti Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang, Belu, Manggarai, Ngada, dan sebagian Pulau Sumba berpotensi mengalami penurunan suhu signifikan hingga di bawah 15°C. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan, khususnya pada anak-anak dan lansia.
Angin Kencang dan Risiko Karhutla: Musim kemarau tahun ini diperkirakan disertai angin timur kencang, terutama di daerah pesisir, dengan kecepatan bisa mencapai 20-60 km/jam (10-30 Knot). Kondisi ini meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran dan penerbangan.
Potensi Hujan Lokal dan Cuaca Ekstrem: Meskipun kemarau, hujan lokal dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, dan Ende. Ini dipengaruhi oleh gangguan atmosfer regional dan aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Equatorial Rosby, dan Gelombang Equatorial Kelvin.
Secara aktual, BMKG El Tari Kupang mencatat bahwa di awal Juli, beberapa wilayah NTT memiliki kelembapan udara di lapisan atas (700 mb dan 500 mb) yang cukup basah. Ditambah dengan hangatnya suhu muka laut, ini menunjukkan adanya potensi penambahan massa uap air yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan. Diperkirakan sebagian wilayah NTT akan berawan (mendung) dan masih memiliki potensi hujan ringan hingga sedang.
Masyarakat diimbau untuk terus waspada terhadap potensi kerusakan fisik akibat angin kencang, bahaya kebakaran, dan gangguan aktivitas laut. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pantau prakiraan cuaca secara berkala dan ikuti himbauan BMKG.
Siapkan mitigasi lokal untuk meminimalkan risiko dampak cuaca ekstrem.
Jaga tubuh tetap terhidrasi dan gunakan tabir surya, terutama saat suhu ekstrem di siang hari.
Bagi penduduk di daerah dataran tinggi, penting untuk menjaga kesehatan guna menghindari dampak suhu dingin di malam hari.
Kewaspadaan dan kesiapan adalah kunci untuk menghadapi dampak musim kemarau yang disertai anomali cuaca di wilayah NTT.
Editor : Sefnat Besie