Ratusan Kader PPP NTT Geruduk Kantor DPW, Tuntut Pemecatan Romahurmuziy

KUPANG,iNewsTTU.id-- Ratusan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP NTT di Kota Kupang, Senin (9/6). Mereka menuntut agar Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy yang akrab disapa Rommy segera dicopot dari jabatannya.
Aksi damai ini diikuti oleh perwakilan kader dan pengurus dari seluruh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP se-NTT. Massa datang dengan mengenakan atribut partai serta membawa spanduk bertuliskan berbagai tuntutan, termasuk desakan agar DPP PPP segera memecat Rommy.
Para kader menilai Rommy telah membuat sejumlah pernyataan blunder yang merendahkan martabat kader akar rumput. Salah satu isu yang paling memicu kemarahan adalah pernyataan Rommy yang membuka peluang bagi tokoh-tokoh eksternal partai untuk menjadi Ketua Umum PPP.
“Pernyataan Rommy sangat melukai kami para kader. PPP ini milik kader, bukan milik segelintir elite. Kalau jabatan Ketua Umum saja ditawarkan ke orang luar, lalu apa gunanya kaderisasi yang selama ini dibangun?” ujar salah satu orator dalam aksi tersebut.
Menurut massa, tindakan Rommy bertentangan dengan semangat demokrasi internal PPP yang selama ini menekankan pentingnya loyalitas dan dedikasi kader. Mereka menilai sikap Rommy justru berpotensi memecah belah partai menjelang pelaksanaan Muktamar pada September mendatang.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua DPW PPP NTT, Djainudin Lonek, langsung menemui massa dan memberikan pernyataan resmi. Ia mengapresiasi sikap kader yang menyampaikan aspirasi secara damai dan konstruktif.
“Kami di DPW PPP NTT akan segera menyampaikan tuntutan kader ini ke DPP PPP. Kami juga sepakat bahwa pernyataan Rommy memang tendensius dan berpotensi melemahkan soliditas internal partai,” tegas Djainudin.
Ia juga menambahkan bahwa PPP memiliki tradisi panjang dalam menjaga marwah kaderisasi, dan membuka peluang jabatan strategis kepada pihak luar tanpa proses demokratis internal dinilai sebagai bentuk pengkhianatan terhadap prinsip partai.
Situasi internal PPP kini tengah memanas menjelang pelaksanaan Muktamar yang dijadwalkan pada bulan September. Aksi ini diprediksi menjadi sinyal awal adanya gelombang perlawanan dari daerah terhadap kepemimpinan elite pusat.
Bagi banyak kader, Muktamar mendatang bukan hanya soal pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi momentum untuk mengembalikan PPP ke akar ideologinya sebagai partai kader, bukan partai yang dikuasai oleh segelintir elite.
Editor : Sefnat Besie