Toko Helm di Kupang Disegel Preman, Pemilik Diancam, Anak Trauma Takut ke Sekolah

KUPANG,iNewsTTU.id-- Aksi premanisme kembali merajalela! Sebuah toko helm di Kelurahan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, diserbu sekelompok pria berbadan kekar yang langsung menyegel toko dengan seng bekas. Pemiliknya, Benyamin, diancam, sementara anaknya kini mengalami trauma hingga tak mau pergi ke sekolah. Mirisnya, polisi yang datang ke lokasi hanya bisa diam dan tak berbuat apa-apa!
Insiden mengerikan ini terjadi pada Senin (17/2) pagi. Sekitar 15 orang datang membawa peralatan lengkap, tanpa basa-basi langsung memasang tiang dan memagari halaman toko. Mereka tak peduli dengan protes pemilik, bahkan mengancamnya jika berani melawan.
Benyamin, yang awalnya mencoba menegur, akhirnya hanya bisa pasrah dan menghubungi polisi. Namun alih-alih mendapatkan perlindungan, ia justru melihat dua polisi yang datang tak berdaya menghadapi aksi sekelompok preman tersebut.
Benyamin menyebut, tanah yang ditempatinya memang pernah masuk dalam sengketa pada 1986. Namun, putusan kala itu menyatakan bahwa tanah yang kini ia gunakan untuk usaha berada di luar area sengketa. Jika ada pihak yang merasa berhak, mengapa tidak menempuh jalur hukum? Mengapa justru mengirim preman untuk mengambil alih dengan paksa?
Lebih tragis lagi, kejadian ini membuat anak Benyamin mengalami trauma berat. Bocah malang itu kini ketakutan untuk keluar rumah, apalagi pergi ke sekolah. Bagaimana mungkin sebuah keluarga harus hidup dalam ketakutan di tanah yang secara hukum sah mereka miliki?
Peristiwa ini membuat keluarga bertanya-tanya: sampai kapan premanisme dibiarkan berkuasa? Sampai kapan aparat hukum hanya diam melihat ketidakadilan terjadi di depan mata?
Benyamin berharap, pihak berwenang segera bertindak tegas. Jika hukum masih punya wibawa, maka mereka yang bermain di balik aksi brutal ini harus diungkap dan diproses secara hukum.
Editor : Sefnat Besie