get app
inews
Aa Text
Read Next : 44 Puskesmas di Jakarta Siap Layani Cek Kesehatan Gratis Mulai 10 Februari 2025

Wilayah Eropa dan Afrika Dekat, tetapi Mengapa tidak Ada Jembatan Penghubung?

Minggu, 09 Februari 2025 | 20:11 WIB
header img
Wilayah Eropa dan Afrika Dekat, tetapi Mengapa tidak Ada Jembatan Penghubung?. Foto: MPI

Lingkungan yang Terancam: Dilema Antara Kemajuan dan Keberlanjutan

Selain dampak sosial, pembangunan jembatan Selat Gibraltar juga menimbulkan kekhawatiran besar bagi kelestarian lingkungan. Selat ini bukan hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga rumah bagi berbagai spesies laut yang sangat bergantung pada ekosistem yang ada. Kehadiran jembatan besar yang melintasi selat ini dapat mengganggu arus laut alami, yang berpotensi merusak habitat bagi ikan, lumba-lumba, dan paus yang biasa mendiami perairan tersebut. Dampak jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati sangat mungkin terjadi, terutama terkait dengan perubahan ekosistem laut yang sensitif.

Pembangunan jembatan ini juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap spesies migrasi yang melintasi Selat Gibraltar, seperti penyu dan ikan-ikan besar. Selain itu, pembangunan yang melibatkan konstruksi besar-besaran di perairan ini tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut yang sudah terbentuk selama ribuan tahun.

Proyek Politik yang Rentan Memperburuk Ketegangan

Rencana pembangunan jembatan ini tidak hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga proyek yang sarat dengan kepentingan politik. Jembatan Selat Gibraltar melibatkan dua negara dengan sejarah panjang dan hubungan politik yang tidak selalu mulus: Spanyol dan Maroko. Pengambilan keputusan mengenai pembangunan ini tentu melibatkan negosiasi yang rumit, terutama dalam hal pembagian biaya, pengelolaan, dan kendali akses. Dengan begitu banyak kepentingan politik yang terlibat, jembatan ini berpotensi menjadi sumber ketegangan baru antara kedua negara, yang bisa mempengaruhi stabilitas kawasan.

Tidak hanya itu, isu-isu sensitif seperti kedaulatan wilayah, kontrol atas akses ke sumber daya alam, dan migrasi akan semakin diperburuk dengan hadirnya infrastruktur yang sangat besar dan strategis seperti ini. Jembatan ini bisa memperburuk ketegangan antara negara-negara yang terlibat dalam pengelolaannya.

Alternatif untuk Konektivitas: Solusi Berkelanjutan yang Lebih Baik

Alih-alih membangun jembatan yang menantang alam dan berisiko terhadap lingkungan, beberapa pihak berpendapat bahwa lebih baik fokus pada solusi yang lebih berkelanjutan dan inklusif untuk mengatasi tantangan yang ada di Selat Gibraltar. Program-program yang lebih berfokus pada pengelolaan migrasi yang manusiawi dan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

Misalnya, memperkuat sistem transportasi laut yang aman dan lebih terjangkau untuk migran bisa menjadi solusi lebih langsung, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Selain itu, peningkatan hubungan perdagangan melalui jalur laut yang lebih efisien dan ramah lingkungan bisa membuka akses tanpa menambah risiko kerusakan ekosistem yang ada.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut