Rote Ndao, iNewsTTU.id – Prajurit Satu (Pratu) Andi Tambaru (24), anggota TNI Angkatan Darat yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, ditemukan tewas gantung diri di pohon asam pada Minggu (12/1/2025) pukul 06.46 WITA. Lokasi kejadian berada di Kelurahan Mokdale, Kecamatan Lobalain, tidak jauh dari Bandar Udara (Bandara) DC Saudale Rote Ndao.
Menurut Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, Komandan Resor Militer (Danrem) 161 Wira Sakti Kupang, jenazah Pratu Andi pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Velsi Boik, petugas piket Bandara DC Saudale. Setelah melaporkan kejadian ini, sejumlah personel Kodim 1627/Rote Ndao segera menuju lokasi, menurunkan jenazah, dan membawanya ke RSUD Baa untuk divisum.
“Hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh Pratu Andi. Ini murni tindakan bunuh diri,” ungkap Brigjen Joao.
Sebelumnya, Pratu Andi diketahui sempat mencurahkan isi hatinya kepada rekannya, Pratu Valen, mengenai tekanan yang dirasakannya terkait permintaan belis (mahar) sebesar Rp250 juta oleh keluarga kekasihnya, Manja Mooy. Andi merasa terbebani karena hanya memiliki uang Rp40 juta di rekeningnya.
Pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.20 WITA, Andi sempat mengunjungi kos rekannya, Prada Ricky Dillak, di Desa Lekunik, Kecamatan Lobalain, untuk meminta rokok. Tidak lama kemudian, pukul 04.38 WITA, ia mengirim pesan terakhir kepada kekasihnya melalui WhatsApp. Dalam pesan tersebut, Andi menulis, “Tolong cari lokasi saya lewat iCloud, sayang. Saya sayang kamu, jangan lupa mama dan bapak di Rote.”
Pesan itu diikuti oleh upaya pacarnya untuk menghubunginya, namun panggilan tersebut tidak dijawab. Beberapa jam kemudian, Andi ditemukan tewas tergantung di pohon asam, sekitar 500 meter dari kos Prada Ricky.
Keluarga Pratu Andi telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Saat ini, pihak Kodim 1627/Rote Ndao dan Korem 161/Wira Sakti tengah bekerjasama dengan kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut kejadian tersebut.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap tekanan psikologis yang dihadapi oleh individu, khususnya para prajurit yang menjalankan tugas negara.
Editor : Sefnat Besie