JAKARTA, iNewsTTU.id - Yohanes Gama Marschal Lau alias Joni Kala gagal masuk Secaba TNI AD karena terbentur persyaratan tinggi badan yang hanya 155,8 sentimeter. Sementara di sisi lain Joni pernah dijanjikan Presiden Jokowi bisa masuk TNI saat diundang ke Istana Negara pada 2018 lalu.
Menanggapi hal itu Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun memberi respons.
Menurut Pratikno, dalam seleksi tersebut pastinya ada parameter dan proses seleksi yang harus dilewati agar dapat lolos menjadi prajurit TNI AD.
Seperti diketahui, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni terkenal karena memanjat tiang bendera pada 2018 lalu saat upacara HUT RI 2018, Joni memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang tersangkut di atas tiang.
Aksi Joni saat itu menuai sorotan publik. Joni yang ketika itu masih duduk di bangku SMP bahkan sampai dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana. Presiden Jokowi bertanya apa yang diinginkan oleh Joni. Bocah itu menjawab ingin sepeda dan renovasi rumah.
Joni juga ditanya mengenai apa cita-citanya. Dia mengaku ingin menjadi tentara dan langsung didukung oleh Jokowi. "Pengen jadi tentara? Ya sudah nanti langsung daftar ke Panglima, langsung diterima kamu, sudah ya," kata Jokowi ketika itu.
Joni Kala, Bocah Merah Putih sedang melakukan latihan persiapan untuk mengikuti tes masuk Tentara, Selasa (06/08/2024). Foto: Ist.
Enam tahun berlalu, Joni sudah lulus SMA dan mendaftar jadi prajurit TNI. Sayang, cita-cita Joni belum terwujud lantaran dirinya tidak lolos masuk TNI.
Joni diketahui berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024. Seleksi awal berupa validasi. Namun, Joni dinyatakan tidak lulus karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat. "Selamat malam kakak, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," ujar Joni.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta