KUPANG,iNewsTTU.id-- Joni Ande Lau, yang dikenal luas sebagai "Bocah Merah Putih" setelah aksi heroiknya memanjat tiang bendera setinggi 15 meter pada peringatan HUT RI Ke-73 di Lapangan Mota Ain, Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini mengalami kekecewaan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 1 Atambua dan bercita-cita menjadi anggota TNI, Joni gagal dalam seleksi awal penerimaan Bintara TNI AD 2024.
Aksinya pada 17 Agustus 2018 silam mencuri perhatian seluruh pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo, yang mengundangnya bersama kedua orang tuanya ke Istana Kepresidenan untuk menghadiri upacara kenegaraan. Kini, pada usia 19 tahun, Joni telah tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti selama masa SMA, mempersiapkan diri untuk menjadi anggota TNI.
Setelah mendengar pengumuman kelulusannya dari SMA, Joni langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024. Seleksi awal berupa validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang. Namun, Joni dinyatakan tidak lulus karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat.
"Selamat malam kaka, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," ungkap Joni melalui pesan singkat WhatsApp, Minggu (04/08/2024) malam. "Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin," tambahnya.
Meski sedih dengan hasil tersebut, Joni tidak ingin berkecil hati. Ia mengingat kembali saat ditanya Presiden Joko Widodo tentang cita-citanya ketika besar nanti.
"Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI sehingga Presiden Joko Widodo langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," kenang Joni.
Joni menyampaikan rasa sedihnya kepada keluarga, terutama ibunya.
Joni Ande Lau, Bocah Merah Putih, Minggu (04/08/2024). Foto: Istimewa
"Jujur perasaan saya sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa," tuturnya.
Namun, Joni bertekad untuk tetap berjuang. Ia menyatakan ingin giat belajar dan berolahraga agar saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun depan, ia bisa lulus dan membahagiakan ibunya.
"Mama bersama saudara merasa sedih juga karena saya gagal. Sampai saat ini saya juga merasa sangat sedih dan kecewa. Saya akan tetap berjuang supaya mama dan keluarga bangga," tutup Joni.
Editor : Sefnat Besie