NIKI NIKI,iNewsTTU.id- Bertempat di istana Sonao Kerajaan Amanuban di Sonkolo, Kelurahan Niki-Niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Perkumpulan Masyarakat Hukum Adat dan Budaya Amanuban atau yang biasa disebut Usif Amanuban dalam acara yang diselenggarakan di Sonaf Sonkolo Niki-Niki dihadapan para saksi tokoh pemerintah dan masyarakat, menyampaikan Regis Consilium yaitu Dengan pertimbangan Bahwa bangsa dan kerajaan Amanuban serta masyarakat Adat Amanuban telah ada sejak dahulu kala sejak purba kala yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan dan kebebasan.
Melalui siara pers kepada iNews.id Sabtu (27/7/2024) Sekretaris Masyarakat Adat Amanuban, Pina One Nope mengatakan pemberian peghargaan ini sebagai bentuk penghormatan masyarakat adat Amanuban akan jasa Meo Sufa Selan mempertahankan tanah leluhurnya dari penjajah Belanda kala itu.
Kerajaan dan Masyarakat Adat Amanuban adalah bangsa yang merdeka dan hidup bebas dari segala penindasan Kolonial Belanda sebagai sebuah bangsa yang kokoh dan beradab, Bahwa sesungguhnya pengakuan Kolonial Belanda tentang Amanuban sebagai bangsa yang bebas dan merdeka dapat ditelusuri dalam dokumen yang sekarang terarsip dengan baik di Museum Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI) yaitu :
ANRI kodeH548, KITLV, Tahun 1832 yang memuat pernyataan Gubenur (Resident) Kupang Emanuell Francis menunjukan bahwa Amanuban adalah kerajaan dengan landschap yang luas, yang mengobarkan perang melawan Kupang (Belanda) sejak lama. Orang-orang di sana dianggap paling berani di seluruh Timor. Mereka bahkan memiliki reputasi yang tak terkalahkan.
Oleh misionaris William Mathias Doonselaar pada tahun 1850 berjudul "Reis naar het rijk van Amanoebang op Timor, in October 1850" menyebutkan bahwa Amanuban masih merupakan kerajaan merdeka. Demikian cuplikan laporannya Amanuban adalah negara kesatuan dengan pusat Niki-Niki, kerajaan ini telah memusuhi Belanda sejak lama dan ekspedisi militer telah dikirim dari waktu ke waktu, yang terakhir dibawah Resident Hazaart namun tidak berhasil. Terlepas dari penggunaan artileri dan senjata berat, Belanda tidak bisa menaklukan Niki-Niki, sementara itu, raja di Niki-niki masih tetap memusuhi Belanda.
Bahwa berjalannya waktu, kebebasan dan kemerdekaan bangsa, kerajaan dan masyarakat Adat Amanuban di kala itu terancam oleh berbagai upaya penjajahan oleh bangsa Belanda terutama dalam perang Kolbano tahun 1907.
Usaha puncak dari upaya Belanda untuk menguasai Amanuban nyata dałam perang Niki- Niki pada tahun 1910 maka Atnnanut / Kaiser Amanuban Usi Hau sufa Leu Bil Nope bersama seluruh Meo-Meonya melakukan perlawanan yang sengit ( dimana salah satunya adalah Meo Sufa Selan yang secara gagnh berani dan penuh pcngorbanan memberikan jiwa raganya untuk mempertahankan kebebasan bangsa Amanuban.
Editor : Sefnat Besie