KUPANG, iNewsTTU.id- Inisiasi industri pengolahan sampah rumah tangga melalui Gerakan Inovasi Industri Pengolahan Sampah Rumah Tangga (INA AMA) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang adalah sebuah inovasi yang bertujuan untuk mengembangkan dan mendukung Usaha Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Kupang dalam bidang pengelolaan sampah rumah tangga. Gerakan ini fokus pada penciptaan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Kota Kupang.
Brand INA AMA mencerminkan kesetaraan gender dalam partisipasi dan kontribusi terhadap Inisiasi Industri Pengolahan Sampah Rumah Tangga (INA AMA). Dalam bahasa Sabu, "INA" adalah panggilan untuk kaum perempuan, sementara "AMA" adalah panggilan untuk kaum laki-laki. Melalui penggunaan istilah ini, brand INA AMA ingin menekankan bahwa teknologi pengolahan sampah, komposter, dapat dioperasikan dan dikelola baik oleh perempuan maupun laki-laki.
Melalui rilis kepada iNews.id, Sabtu (15/6/2024), Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindag Kota Kupang, Nurhayati S.Sos, MM, telah melakukan sosialisasi dan Uji Coba inovasinya kepada Tim Kerjanya (Pejabat Fungsional dan Staf pada Bidang Perindustrian pada Dinas Peridustrian dan Perdagangan Kota Kupang) serta Kelompok Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang baru dibentuk dan diberi nama Kelompok IKM INA AMA, Jumat ( 14/6/2024) dibawah bimbingan Baswara Anindita, ST, M.Si dan Mentor Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Kupang Ignasius Repelita Lega, SH dalam rangka mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XIV Tahun 2024 pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut Nurhayati yang akrab disapa Nur, bersama Deny Taek Tim Teknis Project INA AMA, Kebaruan yang ditawarkan dari program INA AMA yaitu Kota kupang terhindar dari sampah rumah tangga dan peningkatan pendapatan masyarakat dan pelaku usaha industri dengan penggunaan teknologi murah, sederhana, terjangkau, muda dipahami dan adaptasi teknologinya secara cepat berupa teknologi komposter dengan tujuan peningkatan produksi industri komposter oleh masyarakat dan pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Masyarakat Kota Kupang
"Sejak dapat panggilan untuk mengikuti PKA angkatan ke-14 itu, saya berpikir apa yang harus saya buat untuk menunjukkan inovasi dan kreativitas dalam memberikan kontribusi pada dinas saya, maka saya mencoba mencari inovasi dan mengadopsi yang sudah ada di youtube yang belum di terapkan di Kota Kupang. karena saya di bidang industri, maka saya harus buat sesuatu untuk menciptakan lapangan kerja, membuat IKM baru, saya berpikir industri komposter ini cocok, apalagi industri ini, bahan bakunya adalah sampah rumah tangga berupa sisa sayuran dan lainnya," Ujarnya.
Nur juga menambahkan selain menciptakan IKM baru yaitu IKM pembuat komposter, (alat untuk membuat pupuk padat dan pupuk cair), juga akan menambah IKM pembuat pupuk padat dan cair. Selain itu juga akan mengurangi sampah rumah tangga serta membantu pemerintah untuk mengurangi sampah, menurutnya kalau sampah rumah tangga sudah bisa difungsikan dan bisa dimanfaatkan, maka pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) bisa berkurang.
Ketika ditanya mengapa memilih bahan baku Itu sayur- sayuran dan lainnya, ia mengatakan karena komposter untuk memproduksi pupuk padat dan pupuk cair ialah dengan bahan baku sampah rumah tangga, seperti sayuran yang tidak terpakai lagi, buah-buahan dan kulitnya yang tidak terpakai, cangkang telur, kulit bawang dan lainnya untuk menghasilkan pupuk padat dan cair tersebut.
" Setelah sudah ada hasil dari komposter ini yaitu pupuk padat dan cair, saya rencana mau melakukan uji laboratorium terlebih dulu untuk memsatikan komposisinya, tapi kalau dari pendahulu, yang saya adopsi teknologinya ini, pupuk ini cair dan padat ini bisa untuk berbagai macam tanaman, bisa untuk sayuran, bunga, pepohonan dan lainnya," Tambahnya.
Sementara itu ketua kelompok INA AMA, Ros Kase mengatakan teknologi ini sangat murah dan mudah diterapakan di setiap rumah tangga karena pastinya setiap keluarga mempunyai sampah rumah tangga, apalagi sekarang pupuk agak sulit didapatkan, bahkan ketua RT di wilayahnya siap mengumpulkan warganya, khususnya para petani yang menanam sayuran di sekitar sungai agar menggunakan pupuk cair dan padat ini karena sangat mudah di buat dan diaplikasikan pada tanaman.
"Sangat bagus kakak, teknologinya sangat murah dan bahannya mudah didapat, apalagi setiap keluarga mempunyai sampah rumah tangga, daripada dibuang lebih baik dijadikan pupuk organik untuk tanaman, semua anggota sangat respect dengan hal ini, apalagi pupuk kadang mahal dan sulit didapat, kami sudah memberitahu ketua RT dan beliau akan kumpulkan warga, khususnya warga yang menanam sayur di bantaran sungai, untuk disosialisasikan penggunaan pupuk cair dan padat hasil adopsi teknologi dari ibu Nur," Pungkasnya.
Editor : Sefnat Besie