get app
inews
Aa Read Next : Perhatian Dunia Beralih dari Israel ke Iran Pasca Serangan Drone

Presiden Kolombia Ancam Memutuskan Hubungan Diplomatik, Bila Israel Tak Patuhi Hal ini

Rabu, 27 Maret 2024 | 17:24 WIB
header img
Kolombia Ancam Putus Hubungan dengan Israel jika Gencatan Senjata Tak Dilaksanakan. Foto: istimewa


BOGOTA, iNewsTTU.id - Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengeluarkan ancaman keras terhadap Israel, menyatakan bahwa Kolombia akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut jika tidak mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata di Gaza. Ancaman ini disampaikan oleh Petro melalui akun media sosialnya pada Selasa (26/3/2024).

"Jika Israel tidak mematuhi resolusi gencatan senjata PBB, kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel," tulis Petro di akun media sosialnya, sebagaimana dilansir Anadolu.

Respon dari pihak Israel terhadap pernyataan Presiden Kolombia tersebut datang dengan cepat. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menanggapi pernyataan Petro dengan menyebut dukungan terhadap Hamas sebagai "aib bagi rakyat Kolombia."

"Dukungan Presiden Kolombia terhadap Hamas, yang terlibat dalam kejahatan mengerikan terhadap bayi, perempuan, dan orang dewasa, merupakan aib bagi rakyat Kolombia," ujar Katz.

Israel juga menegaskan bahwa mereka akan terus melindungi warganya dan tidak akan tunduk pada tekanan atau ancaman apapun.

Sebelumnya, Petro telah mengundang negara-negara di seluruh dunia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika negara tersebut melanggar gencatan senjata.

Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Gaza selama bulan puasa Ramadan. Hal ini merupakan pertama kalinya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi semacam itu sejak perang pecah, dengan Amerika Serikat tidak memveto tindakan tersebut, menunjukkan perubahan sikap Washington terhadap konflik tersebut.

Diperkirakan bahwa keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel akan berdampak pada sekitar 4.000 hingga 5.000 warga Kolombia yang tinggal di Israel, serta sejumlah besar pelajar asal Kolombia yang belajar di sana.

Hubungan antara Kolombia dan Israel telah mengalami tegangan sejak perang terjadi pada bulan Oktober. Langkah-langkah seperti penangguhan pembelian senjata dari Israel juga telah diambil oleh pemerintah Kolombia sebagai respons terhadap situasi di Gaza.

Presiden Kolombia Gustavo Petro memperingatkan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika rezim kolonial tersebut tidak mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB baru-baru ini, yang menuntut gencatan senjata di Gaza.

“Jika Israel tidak mematuhi resolusi gencatan senjata PBB, kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel,” tulis Petro di akun X-nya, dilansir Anadolu pada Selasa (26/3/2024).

Respons Israel terhadap pernyataan Presiden Kolombia tersebut tidak butuh waktu lama. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menjawab di X bahwa “dukungan” Petro terhadap Hamas adalah “aib bagi rakyat Kolombia.”

“Dukungan Presiden Kolombia terhadap Hamas yang membantai dan melakukan kejahatan seksual yang mengerikan terhadap bayi, perempuan dan orang dewasa merupakan aib bagi rakyat Kolombia,” ujar Kats.

Kats melanjutkan, “Israel akan terus melindungi warganya dan tidak akan menyerah pada tekanan dan ancaman apa pun.” Petro telah menyampaikan undangan global pada Senin untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika resolusi PBB tidak dipatuhi.

“Saya mengajak negara-negara di dunia untuk memutuskan hubungan diplomatik jika Israel melanggar gencatan senjata,” tegas Presiden Kolombia.

Dewan Keamanan PBB, pada Senin, mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza selama bulan puasa Ramadan.

Mereka juga menuntut agar Hamas membebaskan tawanan mereka yang ditangkap pada tanggal 7 Oktober ketika Hamas memimpin serangan terhadap Israel. Ini adalah pertama kalinya Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata sejak perang dimulai setelah Amerika Serikat tidak memveto tindakan tersebut, yang berarti perubahan sikap Washington sebelumnya.

Diperkirakan terdapat antara 4.000 dan 5.000 warga Kolombia serta sejumlah besar pelajar yang tinggal di Israel yang akan terkena dampak keputusan untuk memutuskan hubungan dengan rezim kolonial apartheid Israel.

Hubungan antara Kolombia dan Israel telah mengalami beberapa ketegangan sejak perang pecah pada bulan Oktober. Duta Besar Kolombia di Israel, Margarita Manjarrez, kembali ke Kolombia pada tanggal 8 November tahun lalu, ketika dia dipanggil untuk berkonsultasi oleh Presiden.

Pada 29 Februari, Petro memerintahkan penangguhan pembelian senjata dari Israel setelah tersiar kabar tentang pembunuhan 100 warga Palestina dalam serangan Israel saat mereka sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza.
Israel telah membantai lebih dari 32.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Amerika Serikat dan Inggris menjadi pemasok senjata utama rezim kolonial Zionis dalam genosida itu.

 

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Berita iNews Ttu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut