Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambrosius Kodo dalam sambutannya memaparkan Manusia modern tidak bisa tumbuh dan berkembang sendiri ia perlu dukungan pihak lain, hal paling sederhana yakni butuh dukungan orang lain, apalagi dalam urusan penanggulangan bencana.
" Saya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kota Kupang ini merupakan sebuah kolaborasi yang baik. Kenapa penting kita memberi perhatian terhadap cuaca ekstrem ini, karena setiap tahun itu kita mengalami cuaca ekstrim saya baca dari Perka BMKG nomor 9 tahun 2010 itu definisi cuaca ekstrem itu ada beberapa jenis yang pertama angin kencang di atas 25 knot, angin puting beliung, hujan lebat, jarak pandang mendatar ekstrem, suhu udara ekstrim, siklon tropis, gelombang tinggi diatas 2 meter. dan saya kira badai seroja pada 2021 lalu, harus menjadi wake up call ( panggilan waspada_red) sehingga kalau ada kejadian seperti itu, kita lebih siap menghadapi keadaan tersebut sehingga kita bisa membantu warga masyarakat," Jelasnya.
Maxi Jemy Didok, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kupang mewakili Pj. Walokota Kupang, Fahrensy Funay berharap lewat kegiatan ini semua pikiran dan tenaga dari berbagai unsur bisa dikerahkan dalam diskusi ini karena urusan bencana adalah urusan semua pihak.
" Harapan kami mewakili Penjabat Walikota Kupang, Fanrensy Funay agar semua pikiran, dan tenaga dari berbagai unsur yang terlibat dalam kegiatan ini sangat penting sebagai input bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD), instansi, masyarakat, dunia usaha, media dan akademisi, karena bencana adalah urusan semua pihak, karena itu kita harus terus-menerus menyampaikan atau mengedukasi masyarakat agar waspada dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana," Pungkasnya.(*)
Editor : Sefnat Besie