"Ini apakah pemerintah pusat mau menanggulangi? Apakah tidak menimbulkan kecemburuan lain bagi profesi lainnya. Kan ASN banyak. Kan guru ada ASN, ada guru swasta. Itu yang swasta gimana? Karena swasta itu kan sangat tergantung kepada kemampuan masing-masing satuan pendidikan," jelas Trubus.
Menurut Trubus, apa yang disampaikan Ganjar baru pada tataran konseptual. Oleh karena itu, perlu ada penjelasan dari Ganjar terkait bagaimana implementasi dan cara agar gagasan kenaikan gaji guru itu bisa diterapkan secara berkelanjutan.
"Artinya gini, semua mendukung apa yang disampailan Pak Ganjar. Hanya persoalannya tadi, aspek dampak harus betul-betul diperhatikan. Kedua, kaitannya dengan kinerja. Kinerja ini kaitannya dengan budaya. Apakah mampu mengubah budaya guru kita untuk bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas," jelas dia.
Menurut Trubus, mahasiswa juga bisa menanyakan hal tersebut kepada Ganjar dalam debat calon presiden yang rencananya digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Univeristas Indonesia (UI) pada 14 September mendatang.
Ihwal ini, BEM UI menyatakan masih menunggu konfirmasi kehadiran bakal calon presiden, baik Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
"Sekali lagi kita tegaskan setuju (meningkatkan kesejahteraan guru). Sekarang bagaimana skemanya itu bisa diterima oleh berbagai pihak... Tantangan yang paling berat lagi adalah berkesinambungan. Misal, itu di era Pak Ganjar selama presiden. Nanti setelah presidennya ganti apakah masih dilanjutkan?" ujar Trubus.
Dengan menjelaskan faktor-faktor di atas secara mendetail, Ganjar Pranowo dapat memberikan klarifikasi yang komprehensif kepada masyarakat dan pengamat kebijakan publik seperti Trubus Rahardiansah tentang rencana kenaikan gaji guru yang ia ungkap di media sosial.
Editor : Sefnat Besie