KUPANG, iNewsTTU.id--Tiga perusahaan dan empat dinas di lingkungan Pemprov Nusa Tenggara Timur dan lima perguruan tinggi di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV Nusa Tenggara Timur menyatakan siap untuk menjalin kerja sama melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara mandiri.
Kesiapan itu tertuang dalam penandatanganan nota harapan bersama (mutual expectation agreement) di akhir acara dialog multi pihak (multistakeholder dialogue – MSD) MBKM Mandiri yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerjasama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV Nusa Tenggara Timur (NTT).
Acara MSD tersebut merupakan kelanjutan dari acara bimbingan teknis (bimtek) MBKM Mandiri yang dilaksanakan hari sebelumnya.
Acara Bimtek dan MSD ini diselenggarakan di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang pada Selasa dan Rabu, 5-6 September 2023.
MSD diselenggarakan untuk mempertemukan para pihak, yakni perguruan tinggi, pemerintah, sektor bisnis, dan organisasi kemasyarakatan, agar mereka duduk bersama mendiskusikan apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan persoalan di lingkungan mereka.
Kepala LLDIKTI Wilayah XV, Adrianus Amheka, mengatakan bahwa ada banyak masalah di Nusa Tenggara Timur yang membutuhkan kerja sama multi pihak untuk menyelesaikannya.
“Kita sangat berharap bahwa ke depan tidak ada lagi saudara kita yang tertinggal. Saya yakin persoalan itu akan bisa kita tangani jika kita mau bekerja sama,” kata Adrianus.
Lebih jauh Adrianus mengatakan bahwa LLDIKTI akan menghubungi para pihak yang berkepentingan, terutama Bappeda, untuk lebih memahami persoalan yang ada di NTT, sehingga kerja sama perguruan tinggi dengan mitra lebih tepat sasaran.
Sementara itu persoalan-persoalan yang diidentifikasi bersama dalam MSD oleh perguruan tinggi dan para mitranya umumnya adalah masalah stunting, kemiskinan, dan kualitas sumberdaya manusia (SDM).
“Hampir semua kelompok melihat stunting sebagai masalah besar yang harus diselesaikan bersama,” kata Donni Hadi Waluyo, pemateri dan fasilitator MSD sekaligus Analis senior Kampus Merdeka Mandiri (KMM) pada Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM),
Sebagai latar belakang, acara Bimtek dan MSD di Kupang adalah bagian dari program nasional akselerasi MBKM Mandiri, yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa bekerja sama dengan tim Kampus Merdeka Mandiri (KMM).
Kegiatan ini akan diselenggarakan di 16 wilayah LLDIKTI di seluruh Indonesia. Sejauh ini kegiatan ini sudah berjalan di Aceh, Ambon, Banjarmasin, dan Kupang.
Lebih jauh Donni Hadi Waluyo mengatakan bahwa karena perbedaan kebutuhan di masing-masing wilayah LLDIKTI, maka di sejumlah wilayah diadakan sosialisasi dan bimbingan teknis, sementara di sejumlah wilayah lain diselenggarakan Bimtek dan MSD.
“Perbedaan kebutuhan itu bisa terjadi di tingkat LLDIKTI, perguruan tinggi, atau keduanya,” tutur Donni.
Sosialisasi adalah pengenalan umum mengenai MBKM, khususnya MBKM Mandiri. Dengan mengikuti acara sosialisasi, diharapkan para peserta memahami filosofi, dasar hukum, dan perlunya MBKM Mandiri.
Bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya. Bimtek berfokus pada bagaimana perguruan tinggi bisa melakukan relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM.
Relaksasi kurikulum diperlukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum yang lebih merdeka dan lebih sesuai dengan konteks setempat.
Sementara itu MSD adalah ajang dialog antara perguruan tinggi dengan pihak di luar perguruan tinggi seperti lembaga pemerintahan, organisasi bisnis (termasuk industri), organisasi sosial dan kemasyarakatan yang berpotensi menjadi mitra bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan MBKM Mandiri.
Salah satu hal terpenting dalam MBKM adalah memberi hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Dalam konteks itulah perguruan tinggi memerlukan banyak mitra yang mau terlibat dalam dunia pendidikan.
Sementara itu MSD adalah ajang untuk mendapatkan pemahaman bersama antara perguruan tinggi dengan para mitra dan calon mitra. MSD adalah kesempatan bagi kedua pihak untuk menyampaikan harapan maupun kontribusi masing-masing.***
Editor : Sefnat Besie