NEW YORK, iNews.TTU.id - Seorang pelajar atau siswa ini kerap mendapat kirim foto dan video tak pantas dari Gurunya yang terbilang seksi.
Peristiwa ini terjadi di salah satu wilayah negara bagian di Amerika Serikat, (AS).
Guru cantik tersebut bernama Natalie Black (27) guru perempuan ini nekat mengirim video simulasi seks ke seorang siswa pria.
Tak hanya itu, dia juga mengirim foto vaginanya disertai pesan vulgar.
Awalnya dia mengirimkan 15 gambar cabul dirinya yang tengah menggunakan pakaian dalam atau telanjang. Targetnya, Seorang siswa bersia 17 tahun.
"Makan pantatku," kata Black dalam keterangan gambarnya.
Dalam video yang dikirimkan, Black tampak sedang mensimulasikan seks oral dengan menggunakan botol alkohol sebagai alat peraga. Dia juga menari telanjang dari pinggang ke bawah.
Dalam penyelidikan, Black telah diperiksa oleh kepolisian New York (NYPD). Namun Black tidak menghadapi dakwaan.
Dilansir dari Daily Star, menurut siswa di Hillside, warga sekolah tidak pernah diberitahu tentang penyelidikan atas tindakan Black.
Perempuan itu juga dilaporkan menolak untuk bekerja sama dengan penyelidik SCI.
Laporan tersebut juga mengonfirmasi bahwa Black telah dikeluarkan dari layanan Departemen Pendidikan Kota New York saat penyelidikan sedang berlangsung. Institusi tersebut juga merekomendasikan Black harus dikeluarkan dari pekerjaan secara permanen mengingat ketidaklayakan totalnya sebagai pendidik.
Laporan tentang perilaku seksual yang salah di sekolah-sekolah New York telah dirilis ke New York Post. Tujuh dari 21 kasus yang melibatkan pelaku perempuan.
Menurut kelompok advokasi Stop Educator Sexual Abuse, Misconduct and Exploitation (SESAME), angka 33 persen itu sejalan dengan rata-rata nasional AS.
Pendiri badan tersebut, Terri Miller kepada New York Post mengaku sangat marah dengan kelakuan guru-guru tak bermoral itu.
"Saya marah. Beraninya guru-guru ini yang telah mendapatkan kepercayaan atas anak-anak dari para orang tua, melanggar kepercayaan itu dengan sangat kejam?" katanya.
Dia mengatakan, insiden-insiden ini akan menimbulkan trauma pada setiap anak. Studi menemukan, anak laki-laki yang menjadi korban oleh perempuan lebih mungkin menderita trauma psikologis yang lebih parah.
"Lebih mungkin menjadi kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan lebih mungkin untuk putus sekolah. Ini adalah trauma dan cedera yang mengancam jiwa yang ditimbulkan oleh guru-guru buruk kepada anak-anak kita," katanya.
Studi menunjukkan bahwa insiden-insiden seperti itu dapat menimbulkan trauma pada setiap anak, tanpa memandang jenis kelamin korban maupun pelaku. Namun, penelitian juga menemukan bahwa anak laki-laki yang menjadi korban oleh perempuan lebih mungkin mengalami dampak psikologis yang lebih parah.
Perlu diingat bahwa setiap individu berbeda, dan dampaknya bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan perhatian bagi semua anak yang mengalami trauma, tanpa pandang jenis kelaminnya.
Editor : Sefnat Besie