Kisah Kelam Dua Remaja Putri asal Timor Tengah Utara, Ditinggalkan Orangtua sejak Balita
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/06/11/eb325_kisah-remaja-putri.jpeg)
KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Nasib baik rupanya tak berpihak pada dua remaja putri yang masih duduk di bangku SMA di Desa Bijaepasu, Kecamatan Miomaffo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.
Mereka adalah Maria Y. Tanebet (Maria) dan Paskalia Wasty Tanebet (Asty)
Sejak balita, Maria dan Asty sudah ditinggal merantau oleh kedua orangtuanya, bahkan hingga kini tak pulang-pulang dan hilang komunikasi.
Sejak itulah, mereka dirawat oleh seorang nenek di Desa Bijaepasu, pada awalnya, nenek ini masih bisa mencari uang untuk biaya sekolah sejak SD hingga SMP, namun sejak mengalami kelumpuhan, nenek ini tak bisa bekerja lagi.
Sebagai gantinya, kedua remaja putri ini harus mengambil alih peran nenek yang merawat mereka sejak kecil.
Saat pulang sekolah, keduanya harus mencari nafkah dengan mencuci pakaian milik tetangga hingga membantu membersihkan kebun agar bisa mendapatkan uang.
Uang hasil kerja itu, sebagian digunakan untuk membeli makan dan minum, sebagian untuk biaya perawatan nenek yang sudah mengalami kelumpuhan.
Namun, tidak semudah itu, tidak semua warga atau tetangga memiliki cucian setiap hari agar bisa dicucui oleh Maria dan Asty.
"Kalo cuci pakaian biasanya 1 baskom dihargai Rp50 ribu. Kalo tofa rumput di kebun dihitung per are Rp25 ribu," ujar Maria sambil berlinang air mata.
Maria menuturkan, selain biaya makan dan minum, mereka juga harus memenuhi tunggakan uang sekolah sebesar Rp200 ribu.
"Saat ini kami masih tunggak uang sekolah karena memang tidak punya uang,"ungkapnya.
Editor : Sefnat Besie