VATIKAN, iNewsTTU.id- Paus Fransiskus berbicara dengan delegasi Biksu Buddha dari Kamboja pada hari Kamis, (19/01/2023) tentang perlunya “Konversi Ekologis.”
Dalam pertemuan di Vatikan itu, Paus mendefinisikan pertobatan ekologis sebagai pertobatan sejati yang mengarah pada akhir dari ideologi dan praktik yang menyakitkan dan tidak menghormati bumi.
Pemimpin Tertinggi Tahta Suci Vatikan itu mengatakan, mengharuskan orang berkomitmen untuk mempromosikan model pembangunan yang menyembuhkan luka.
"Luka yang disebabkan oleh keserakahan, pencarian keuntungan finansial yang berlebihan, kurangnya solidaritas dengan tetangga, dan tidak menghormati lingkungan," ujarnya.
Dia memuji delegasi Biksu Buddha termasuk masyarakat sipil dari Kamboja, karena memilih konversi ekologis sebagai tema kunjungan mereka ke Roma yang berfokus pada kerja sama antaragama.
Paus Fransiskus menggarisbawahi kekayaan mendalam yang ditawarkan tradisi keagamaan kita masing-masing dalam upaya berkelanjutan untuk memupuk tanggung jawab ekologis.
Dalam mengikuti prinsip-prinsip yang ditinggalkan Sang Buddha sebagai warisan kepada murid-muridnya (Pratimoksa), termasuk praktik Metta, yang mencakup tidak menyakiti makhluk hidup (bdk. Metta Sutta sn 1.8).
Dan menjalani gaya hidup sederhana, umat Buddha dapat mencapai perlindungan welas asih untuk semua makhluk, termasuk bumi, dan habitatnya.
“Bagi umat Kristiani yang memenuhi tanggung jawab ekologis ketika sebagai pelayan yang dapat dipercaya, mereka melindungi ciptaan, pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada mereka untuk mengolah dan memelihara (Kejadian 2:15; bdk. Laudato Si 95;217)," ungkapnya.
Paus Francis berterima kasih kepada delegasi Kamboja atas kunjungan mereka ke Vatikan, di mana mereka akan terus bertemu dengan kantor Vatikan yang didedikasikan untuk dialog antaragama.
“Saya juga yakin bahwa pertemuan Anda dengan para pejabat Dikasteri untuk Dialog Antaragama akan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi cara-cara lebih lanjut untuk mempromosikan pertobatan ekologis melalui prakarsa yang dilakukan oleh dialog Buddha-Kristen baik di Kamboja maupun di seluruh dunia,” jelasnya.
Hadir juga dalam pertemua itu, Vikaris Apostolik Phnom Penh, Uskup Olivier Schmitthaeusler. Uskup dari Strasbourg yang telah melayani sebagai misionaris di Kamboja selama 25 tahun.
Editor : Sefnat Besie